Monday, November 5, 2018

11:51 AM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca DITELITI, UMKM BATIK BLORA TERUS DIKEMBANGKAN.

DITELITI, UMKM BATIK BLORA TERUS DIKEMBANGKAN


DITELITI, UMKM BATIK BLORA TERUS DIKEMBANGKAN

Posted: 04 Nov 2018 08:27 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul DITELITI, UMKM BATIK BLORA TERUS DIKEMBANGKAN. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Usai melakukan paparan Rispro, Tim Riset Pengambangan Batik dan Industri Kreatif yang diketuao Kesi WIjayanti, foto bersama dengan Pemkab Blora yang diwakili Sekda dan Kepala Dinporabudpar. (foto: humas)
BLORA. Kerajinan Batik Blora yang dihasilkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah bakal dijadikan sasaran penelitian Tim Riset Inovatif Produktif (RISPRO) LPDP Pengembangan Batik dan Industri Kreatif Blora yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Kesi Widjayanti, SE.MM.

Sebagai awalannya, Jumat lalu (2/11/2018) dilakukan seleksi visitasi paparan RISPRO UMKM Batik di Aula Dinporabudpar Blora dengan menghadirkan para perajin batik dan dibuka Sekda Komang Gede Irawadi, SE, MSi

"Seleksi visitasi ini sebagai salah satu tahapan yang harus dilaksanakan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh tim kami. Dimana penelitian ini akan difokuskan kepada batik dan industri kreatif Blora dan upaya-upaya pengembangannya. Sehingga kedepannya batik akan lebih maju," ucap Kesi Widjayanti.

Sekda Blora, Komang Gede Irawadi, SE, M.Si dalam sambutannya mewakili Bupati Djoko Nugroho, mengenang masa-masa saat masih menjadi salah satu Kasubag di Bagian Perekonomian.

"Beliau (Kesi Widjayanti) adalah ibu saya. Sekitar tahun 2003, saya banyak dibimbing oleh beliau," ungkap Sekda.

Pemerintah Kabupaten Blora disebut Komang sangat mendukung penelitian terhadap pengembangan batik dan industri kreatif ini.

"Saya minta kepada Pak Kunto untuk membantu secara maksimal terhadap suksesnya penelitian ini.Sementara untuk Ibu Kesi, nanti setelah selesai melakukan penelitian di sini, kami mengharapkan adanya rekomendasi kepada Pemkab Blora, apa-apa saja yang harus dilakukan oleh Pemkab agar batik dan industri kreatif di Kabupaten Blora dapat semakin berkembang dan mampu menembus pangsa pasar yang lebih luas lagi," tambah Sekda.

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan dari Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Blora, Drs. Kunto Aji yang mengatakan bahwa saat ini pariwisata sudah menjadi tren. Dan semua bidang dapat menjadi potensi wisata.

Pihaknya disebut sudah melakukan beberapa langkah untuk memajukan industri batik di Blora, di antaranya promosi, peningkatan sarana dan prasarana, dan memberikan bantuan pelayanan kepada para pelaku UMKM batik Blora.

Ada beberapa kemiripan motif antara batik Blora dengan batik dari daerah lain, khususnya daerah pantura. Sebagaimana disampaikan oleh Bayu Pradoto, Ketua Kluster Batik Blora, bahwa hal ini terjadi karena pada jaman dahulu, orang-orang Blora bekerja di industri batik Lasem, Rembang, untuk kemudian mereka memulai usaha batiknya sendiri di daerah asal.

Setelah melakukan seleksi visitasi, pihaknya akan melakukan survey di beberapa perajin batik. (Tim Berita Humas Protokol Setda Blora)
Terima kasih karena telah membaca informasi tentang DITELITI, UMKM BATIK BLORA TERUS DIKEMBANGKAN . Silahkan membaca berita lainnya.

Menjadi pembina upacara di sekolah merupakan salah satu kesempatan yang baik sebagai petugas Bhabinkamtibmas

Posted: 04 Nov 2018 08:23 PM PST

Inilah Perpres No. 98/2018 Yang Perubahan Jembatan Suramadu Jadi Jalan Umum Tanpa Tol

Posted: 04 Nov 2018 08:18 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Inilah Perpres No. 98/2018 Yang Perubahan Jembatan Suramadu Jadi Jalan Umum Tanpa Tol. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Presiden Jokowi mengumumkan perubahan Jembatan Suramadu menjadi jalan umum bukan tol, di atas jembatas tersebut di Bangkalan, Madura, Jatim, Sabtu (27/10) lalu. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi mengumumkan perubahan Jembatan Suramadu menjadi jalan umum bukan tol, di atas jembatas tersebut di Bangkalan, Madura, Jatim, Sabtu (27/10) lalu. (Foto: JAY/Humas)

Dengan pertimbangan untuk percepatan pengembangan wilayah Surabaya dan Madura dengan mengoptimalkan keberadaan Jembatan Surabaya – Madura (Suramadu) sebagai pusat pengembangan perekonomian, pemerintah memandang perlu perubahan pengoperasian Jembatan Suramadu dari jalan tol menjadi jalan umum tanpa tol.

Atas pertimbangan tersebut, pada 26 Oktober 2018, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2018 tentang Jembatan Surabaya – Madura.

"Pengoperasian Jembatan Surabaya – Madura diubah menjadi jalan umum tanpa tol,"  bunyi Pasal 1 Perpres tersebut.

Penyelenggaraan Jembatan Surabaya – Madura sebagai jalan umum tanpa tol, menurut Perpres tersebut, dilaksanakan oleh Menteri yang menyeleggarakan urusan pemerintahan di bidang jalan.

Dengan berlakukan Perpres ini, maka Keputusan Presiden Nomor 79 Tahun 2003 tentang Pembangun Jembatan Surabaya – Madura dan ketentuan Pasal 12 huruf b sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2009 tentang Perubatas Atas Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2008 tentang Badan Pengembangan Wilayah Surabaya – Madura Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2008 tentang Badan Pengembangan Wilayah Surabaya – Madura, menurut Perpres ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

"Peraturan Presiden ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan," bunyi Pasal 4 Perpres Nomor 98 Tahun 2018, yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly pada 26 Oktober 2018 itu. (Pusdatin/ES)


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Inilah Perpres No. 98/2018 Yang Perubahan Jembatan Suramadu Jadi Jalan Umum Tanpa Tol . Silahkan membaca berita lainnya.

Arahan Presiden Joko Widodo pada Pertemuan dengan Seluruh Pejabat Eselon I, Eselon II, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)  dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di Lingkungan Kemenristekdikti, 10 Oktober 2018, di Istana Negara, Jakarta

Posted: 04 Nov 2018 08:18 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Arahan Presiden Joko Widodo pada Pertemuan dengan Seluruh Pejabat Eselon I, Eselon II, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)  dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di Lingkungan Kemenristekdikti, 10 Oktober 2018, di Istana Negara, Jakarta. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Logo-Pidato2-8Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati para menteri Kabinet Kerja, para pimpinan Perguruan Tinggi Negeri, para Rektor, para Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, seluruh pejabat Eselon I, Eselon II di lingkungan Kemenristekdikti,
Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama saya ingin menyampaikan terlebih dahulu ucapan terima kasih kepada Bapak-Ibu Rektor, seluruh pimpinan perguruan tinggi atas kepedulian dan bantuannya untuk masyarakat korban gempa bumi dan tsunami, baik di NTB maupun yang di Sulawesi Tengah. Saya tahu di NTB misalnya, ada yang mengirim insinyur-insinyur, teknik sipil, ada yang mengirimkan tim medis. Di Palu ada yang mengirimkan psikolog, juga bantuan pangan dan obat-obatan. Dan juga ada pula yang memberikan beasiswa, ada pula yang menawarkan transfer SKS, transfer mata kuliah, ini sangat membantu mahasiswa-mahasiswa kita yang berada di wilayah bencana tadi. Saya kira ini merupakan sebuah contoh kecil bahwa perguruan tinggi Indonesia selalu berusaha untuk relevan dan kontributif, berusaha memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat dan selalu berusaha memberikan nilai-nilai yang lebih untuk masyarakat dan kemajuan bangsa. Sekali lagi terima kasih.

Bapak-Ibu sekalian yang berbahagia,
Meningkatkan relevansi dan nilai lebih membawa konsekuensi untuk selalu dinamis, selalu menyesuaikan dengan perubahan zaman, menyesuaikan diri dengan masalah yang berubah. Karena memang dunia sekarang ini berubah sangat cepat sekali. Tantangan yang berubah, tantangan yang kita hadapi baik di dalam negeri maupun tantangan eksternal juga sudah berubah. Peluang yang juga berubah. Kita harus tahu ini. Masalah berubah, tantangan berubah, peluang berubah, dan juga ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah begitu sangat cepatnya. Kita harus paham dan kita harus sadar akan hal ini.

Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi jelas membawa implikasi yang sangat besar terhadap lanskap kehidupan kita. Lanskap ekonomi pasti berubah, lanskap politik pasti juga berubah, baik di lokal, baik di kabupaten/kota, baik di provinsi, maupun di lanskap nasional, maupun lanskap global, pasti berubah, serta lanskap sosio dan kultural yang saya yakin juga berubah. Yang pasti harus direspons secara berbeda oleh perguruan tinggi. Ini perlu direspons. Jangan kita terjebak pada dalam zona nyaman yang tahu berubah tapi tidak cepat merespons dari perubahan-perubahan yang ada. Direspons secara berbeda oleh program pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi. Saya terus, ini saya kejar-kejar terus Pak Menristekdikti agar kita ini berubah, karena memang dunia sudah berubah. Dan saya berkali-kali di beberapa universitas juga saya sampaikan ini dan akan saya ulang-ulang terus. Supaya kita semuanya sadar bahwa memang ada perubahan yang harus kita respons secepat-cepatnya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi juga berkembang sangat-sangat cepat sekali. Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan yang sangat dahsyat. McKinsey Global Institute mengatakan Revolusi Industri 4.0 ini 3.000 (kali) lebih cepat dari revolusi industri yang pertama. Saya tidak bisa membayangkan kecepatan itu akan terjadi seperti apa. Ada artificial intellegence, ada internet of thing, ada advanced robotic, big data, virtual reality, cryptocurrency, bitcoin. Kita baru kaget, keluar lagi yang lain, baru kaget, keluar yang lain. Respons kita ini harus cepat dan yang bisa merespons cepat itu tidak ada yang lain kecuali perguruan tinggi, kecuali universitas. Saya meyakini itu dan saya mengajak kita semuanya untuk berubah, memberikan respons terhadap perubahan itu.

Coba 3D printing, membuat rumah hanya 24 jam. Belum akan lho, ini sudah kejadian. Robot untuk membersihkan airport. Coba lihat di Changi sekarang robot semuanya. Saya selalu jelaskan ini. Saya masuk ke Silicon Valley, ke markasnya Facebook, markasnya Google, markasnya Twitter, markasnya Plug and Play. Coba, saya masuk ke sana, markasnya Facebook, disuruh pakai kacamata gede begini, oculus, diajak main pingpong sama Mark, (Zuckerberg) CEO-nya Facebook, tidak ada bolanya, tidak ada mejanya, tidak ada betnya, tapi bisa main pingpong. Tang, tung, tang, tung, tang, tung. Ini kayak begini, betul-betul persis kita main pingpong. Itu sudah tiga tahun yang lalu saya ke sana. Saya tanya kepada Mark, "Mark, ini apakah hanya untuk pingpong?" "Tidak Presiden Jokowi, ini untuk apapun, saya hanya ingin memberikan contoh." "Bisa untuk sepakbola?" "Oh bisa, pingpong bisa, sepakbola bisa, tenis lapangan bisa, semua bisa". Bayangkan nanti kita hanya pakai kacamata, main bola tanpa bola, tanpa lapangan. Sudah kejadian, bukan akan, ini sudah. Hanya tinggal masuknya ke kita kapan. Ini kan harus direspons hal-hal seperti ini. Saya ngeri terus terang saja kalau tidak kita respons.

Sekali lagi, teknologi automasi, robotik, artificial intelligence, cryptocurrency, bitcoin, 3D printing. Elon Musk mengeluarkan SpaceX, mengeluarkan Tesla, mengeluarkan Hyperloop. Baru belajar, keluar yang lain-lain. Baru belajar, keluar yang lain lagi. Sekali lagi, kalau kita tidak respons dan kita hanya monoton, terjebak pada rutinitas, habislah kita. Yang saya tunggu dan saya harapkan hanya satu, perguruan tinggi/universitas. Akan saya ulang-ulang terus ini. Di manapun saya masuk ke sebuah universitas pasti ini akan saya katakan. Biar, ini masuk ke universitas kok omongannya sama, biar, saya ulang-ulang terus. Supaya kita paham dan sadar betul untuk merespons perubahan ini.

Dalam dunia yang berubah sangat cepat seperti ini. Kecepatan merupakan kunci. Kecepatan respons ini merupakan kunci untuk memenangkan persaingan dan kompetisi. Coba kita sudah berapa puluh tahun, tadi di laporan Menristekdikti hanya tiga universitas yang masuk ke 500 besar. Harus kita respons dong. Apakah proses manajemen di dalamnya? Atau proses yang lain? Bapak-Ibu yang lebih tahu dari saya.

Sekali lagi, kecepatan merupakan kunci yang terpenting dalam memenangkan kompetisi. Sekarang ini yang besar belum tentu mengalahkan yang kecil, negara besar belum tentu mengalahkan yang kecil. Sebentar lagi akan ada perubahan-perubahan. Yang kaya belum tentu mengalahkan yang miskin, belum tentu. Negara pun juga sama, negara kaya belum tentu bisa mengalahkan negara yang miskin, belum tentu. Tetapi yang jelas dalam waktu ke depan ini, yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang cepat akan mengalahkan yang lamban. Itu pasti, saya pastikan. Dan negara-negara sekarang sudah sadar mengenai itu.

Kecepatan menjadi kunci. Yang dinamis pasti mengalahkan yang statis. Kalau kita masih nyaman-nyaman seperti ini terus, tidak merespons dinamika yang ada, ya sudahlah berarti ditinggal kita. Jika tidak sigap menghadapi perubahan, jika tidak segera membenahi diri untuk melakukan efisiensi bisa dipastikan kalah menghadapi kompetisi. Baik negara, baik perusahaan, baik universitas, sama saja. Dan dalam hal negara, ya kita akan ditinggal oleh bangsa-bangsa lain.

Saya selalu katakan agenda penelitian fakultas dan program studi juga perlu tanggap terhadap tantangan dan peluang-peluang ini. Sangat mengherankan jika zaman sudah berubah tapi fakultas dan program studi tidak banyak berubah. Bagaimana? Ini sudah saya ulang-ulang lho ini, sudah tiga tahun lho ini. Saya tunggu lho, sebelum saya mengeluarkan kebijakan yang drastis. Saya menunggu Bapak-Ibu sekalian untuk merespons ini. Jangan sampai kita yang… enggak lah. Jangan top-down, saya tunggu bottom-up-nya. Saya sudah tiga setengah tahun ngomong ini di beberapa universitas.

Beberapa universitas besar dunia sudah sangat tanggap terhadap tantangan dan peluang baru ini untuk memberikan nilai lebih bagi masyarakat. Coba kita lihat di MIT, ada Department of Brain and Cognitive Science, coba dilihat ada apa di situ. Ada juga yang mengintegrasikan Computer Science, Economics, dan Data Science. Di Kent State University, ada Hospitality and Tourism Management, karena ke depan ini sangat prospek sekali yang namanya tourism sector. Di University of Southern California ada juga College of Games Studies.

Kita harus mengerti sekarang ini anak-anak muda senang e-sport, senang Mobile Legend, dan itu mendatangkan income yang gede. Bapak-Ibu ada yang kenal tidak Jess No Limit? Ada yang kenal? Berarti tidak pernah main Mobile Legend, tidak pernah main game. Coba, anak muda ini umurnya masih sangat muda sekali income-nya sudah ratusan juta hanya gara-gara main game, main Mobile Legend. Di negara-negara lain, kayak gini sudah dibiayai untuk memenangkan pertarungan sehingga industri game itu menjadi sebuah industri besar. Hati-hati ini akan berkembang, percaya saya. Lha kita fakultas, jurusan tidak pernah berubah-ubah 30-40 tahun yang lalu. Ini saya ulang-ulang juga.

Juga terdapat Sport Studies yang mencakup bidang kesehatan, manajemen event, turisme, industri kreatif, dan industri alat-alat olahraga. Lebih fokus. Saya kira ini mungkin di Palembang ini memiliki warisan venue Asian Games yang besar, kenapa tidak dikembangkan Sport Studies di sana. Ini tantangan. Enggak tahu, saya mungkin dua tahun atau tiga tahun yang lalu saya menyampaikan gagasan pentingnya mendirikan fakultas kopi. Saat itu ada yang tertawa. Menurut saya fakultas kopi, fakultas kelapa sawit, ini industri besar kita lho. Dan itu saya sangat serius ngomong seperti itu, banyak berpikir saya tidak serius, serius. Saya sudah ngomong, ya mungkin ada guyonnya, tapi itu serius yang saya sampaikan.

Dan baru bulan September kemarin ada SMK di Jawa Barat yang membuka jurusan kopi. SMK sudah ada jurusan kopi, saya sangat mengapresiasi inisiatif ini, karena kekuatan kopi di Jawa Barat juga sangat kuat, tapi di provinsi yang lain juga sangat kuat. Pendidikan tinggi harusnya tidak kalah inovatif dengan SMK, gagasan fakultas kopi ini serius harus kita pikirkan bersama-sama. Bukan hanya kopi saja, produk-produk yang memiliki kekuatan komoditas kita. Bagaimana mendidik barista buat kopi, bagaimana kita bisa mengeluarkan sebuah produk kapucino yang dari Indonesia. Kalau kapucino kan dari mana, bukan dari kita kan. Kenapa tidak?

Jangankan tingkat fakultas, di Italia dan Amerika Serikat itu ada institut kopi, coba Bapak-Ibu cari. Kopi dipelajari, kopi diteliti, kopi diajarkan, mulai dari cara bertanam, mulai diolah, mulai diindustrikan, mulai diberikan brand, mulai kemasannya seperti apa, diperdagangkannya seperti apa. Detail seperti itu ada. Ini sebuah studi multidisiplin dan mengelola omset ekonomi kelas dunia yang sangat besar. Jangan dipikir ini sebuah pekerjaan mudah, sulit sekali.

Bagi Indonesia sebagai pekebun kopi tentu ini akan memberikan nilai lebih yang sangat besar. Jangan sampai kita sudah beratus tahun jualan kopinya masih kopi… bukan kopi tubruk, ekspornya masih kopi mentahan, di sini kopi tubruk lebih parah. Kita tidak bisa meningkatkan. Iya kopi itu bagus juga, kopi tubruk itu bagus, tapi bagaimana meng-internasional-kan lewat perguruan tinggi. Namanya enggak apa-apa kopi tubruk, enggak apa-apa, kopi luwak juga sangat terkenal sekali. Tapi siapa yang dapat manfaat, kita hanya mengirim raw material saja, mentahannya saja. Inovasi kita mana? Coba nilai tambahnya, added value-nya bisa 100-200 kali kalau kita menyajikan dalam sebuah produk akhir yang betul-betul memiliki kualitas, memiliki kemasan, membangun brand-nya.

Hadirin Bapak-Ibu sekalian yang berbahagia,
Saya paham agar lembaga perguruan tinggi ini dinamis perlu juga memang ekosistem yang mendukung. Saya tidak tahu ini mau saya cari betul, ini ekosistemnya yang tidak mendukung, atau perguruan tingginya yang tidak merespons, belum merespons dari perubahan itu. Perlu ekosistem nasional yang mendukung, seperti regulasi dan birokrasi nasional. Perlu ekosistem kawasan yang mendukung, seperti kawasan industri dan kolaborasinya dengan perguruan tinggi.

Mumpung ini ada eselon I, eselon II di Kemenristekdikti, saya mau bicara sekalian ini masalah ekosistem, juga di internal perguruan tinggi. Ini terutama untuk eselon I, eselon II di Kemenristekdikti, ini juga harus mulai berubah. Jangan sampai saya dengar suara-suara mengurus fakultas baru sulit, mengurus prodi baru sulit, mengurus jurusan sulit. Kalau gaya-gaya lama, tradisi lama ini masih diterus-teruskan siapa yang bisa berubah. Pangkas semuanya. Pangkas regulasi yang mempersulit, pangkas, sudah. Tadi, kalau yang lamban pasti ditinggal, sudah. Yang cepat pasti memenangkan, itu sudah rumus itu. Tidak yang namanya kementerian, tidak yang namanya negara, tidak yang namanya perguruan tinggi, sama saja. Tidak yang namanya perusahaan, tidak yang namanya korporasi, sama saja.

Pangkas regulasi yang mempersulit, bahkan menjebak dan menyibukkan kita. Kita ini kelihatannya sibuk sekali, pagi sampai malam sibuk. Ini apa tho saya cek-cek, "Pak, baru mengurus SPJ." Sibuknya tidak inovasi, tidak urusan merespons perubahan tadi, urusan SPJ, coba. Saya sudah berkali-kali sampaikan kepada seluruh kementerian, terutama Kementerian Keuangan, pangkas itu. Saya lihat betul-betul ada aturan 43 laporan yang harus disampaikan. Kalau 43 saja saya sudah mikir mabuk, "Pak, itu baru bapaknya, Pak, anaknya itu ada 123." Bapak beranak pinak, lho setiap hari berarti Bapak-Ibu sekalian hanya mengurus laporan, laporan, laporan, laporan, laporan. Apakah ini? Ini yang baru saya kejar terus ini. Tidak hanya di perguruan tinggi, tidak di SMA/SMK, SD, SMP semuanya, saya kejar terus. Jangan sampai SD, SMK, SMA/SMK tidak berada pada posisi kegiatan belajar mengajar, lembur terus tapi urusan SPJ. Saya enggak tahu di perguruan tinggi ini terjadi atau tidak, tapi akan saya lihat secara detail.

Bahkan regulasi yang membuat takut dan tidak berani berinovasi itu pangkas, hilangkan sudah lah. Kalau perlu tidak pakai regulasi kalau saya itu. Apa sih sebetulnya prosedur itu? Kan untuk memudahkan kita mengontrol, mengecek. Membuat laporan coba tadi 43, bapaknya beranak pinak menjadi 123 laporan, coba. Saya tanya kepada Menteri, "Pak Menteri dibaca tidak sih?" "Tidak tahu Pak, tidak pernah saya baca, mengerti saja tidak, Pak." Lha terus laporan 123 laporan itu untuk apa? Dirjen membaca tidak sih kayak gitu itu? Paling juga tidak kan? Direktur membaca tidak sih? Paling juga tidak kan. Saya yakin tidak. Terus ini dibuat untuk apa? Untuk kita lamban?

Saya mau menyadarkan pada kita semuanya, ini adalah ekosistem yang harus kita bongkar, agar inovasi itu muncul, agar ekosistem baru itu muncul, agar respons terhadap perubahan itu muncul. Karena paling cepat memang harus dari perguruan tinggi perubahan ini direspons, tidak dari yang lain-lain. Saya meyakini itu. Artinya saya percaya kepada Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian, saya percaya. Tapi kalau saya tunggu-tunggu enggak nongol-nongol, enggak keluar-keluar, aduh, saya menjadi tanda tanya ini nanti, "ini ada apa? Ada apa?"

Setiap saya konferensi internasional, baik tingkat ASEAN, tingkat Asia, tingkat dunia, selalu semua kepala negara bingung masalah menghadapi perubahan-perubahan ini, tapi mereka saya lihat meresponsnya sangat cepat sekali. Bingung, tapi bingung. Ada cryptocurrency, ada bitcoin, bagaimana? Perdagangan lewat big data seperti apa? Kena pajak atau tidak kena pajak, bingung semua. Oleh sebab itu, kita harus merespons ini.

Dan sekali lagi, harapan saya nomor satu itu ada di perguruan tinggi, di universitas, di Bapak-Ibu sekalian. Tolong disampaikan, sudah blak-blakan saja, "Pak, ini yang di bongkar, ini bongkar, ini yang ini bongkar, Pak." Bongkar itu kalau kayak gitu-gitu. Saya kalau sudah ke lapangan, masuk ke lapangan saya bongkar, pasti saya bongkar betul. Seperti kita jalan tol, kenapa sih lama sekali. Saya lihat lapangannya, ya benar kalau kayak begini, enggak akan jadi-jadi sampai kapanpun. Ada yang 26 tahun, ada yang 16 tahun, ada yang 23 tahun. Ada apa? Ada problem di situ. Setelah dibongkar ya cepat. Harus betul-betul kita bersama-sama.

Saya takut sekali negara kita ini terjebak pada yang namanya middle income trap, enggak bisa keluar dari situ sehingga kita tidak bisa meloncat menjadi sebuah negara maju. Gara-gara kesiapan SDM kita yang tidak siap. Ini kuncinya, fondasi infrastruktur saya yakin ini akan mendorong kita pada sebuah kecepatan. Tapi tanpa didukung oleh SDM yang baik, oleh sebab itu, saya ngomong di mana-mana, infrastruktur ini selesai, kita akan masuk ke tahapan kedua di pembangunan sumber daya manusia.

Fokus poinnya nanti ada di Bapak-Ibu semuanya. Ini nanti ada di Bapak-Ibu semuanya. Anggaran, riset, semuanya saya akan belokkan karena saya yakin itu, infrastruktur, sumber daya manusia, inilah yang akan memberikan fondasi kita untuk bersaing, untuk berkompetisi dengan negara-negara lain. Bonus demografi kita gede, tapi kalau SDM ini tidak kita siapkan, sudah, saya takut sekali kita tidak bisa memberikan yang terbaik bagi negara ini.

Sekali lagi, saya tidak mau mendengar, ini tugasnya eselon I, eselon II, dosen yang lebih sibuk mengisi form administrasi daripada mengajar, kelihatan sibuk tapi membuat formform. Saya tidak mau mendengar lagi ada para peneliti yang lebih sibuk membuat SPJ. Sekali lagi, SPJ daripada mengurus substansi penelitiannya, karena itu wajib urusan SPJ. Itu pangkas saja. Pak Dirjen, Pak Direktur, pangkas.

Saya cek nanti. Ini akan saya cek ini. Saya cek. Karena tahun depan kita sudah masuk ke SDM dan besar-besaran lagi pada tahun berikut. Karena infrastruktur saya lihat ini sudah mulai banyak yang hampir selesai. Brebeg begitu biar kelihatan. Kita sekarang kan fokus, lima tahun fokus betul ke situ. Infrastruktur sudah gede-gedean ke sana karena memang stok infrastruktur kita ini masih sangat rendah sekali 37 persen. Saya sekarang enggak tahu hitungan terakhirnya berapa. Ini rampung, anggaran harus belokkan lagi ke sumber daya manusia. Saya yakin ini adalah kunci dalam memenangkan persaingan.

Sekali lagi, saya juga tidak mau lagi mendengar perguruan tinggi tidak mau menghapus fakultas atau prodi yang sudah usang. Ganti yang baru. Sudah 40 tahun, 50 tahun, fakultas/prodi itu-itu saja. Saya enggak usah sebutkanlah namanya, Bapak-Ibu tahu semuanyalah. Bapak-Ibu lebih tahu daripada saya. 40 tahun, 50 tahun fakultasnya itu-itu saja, dunia sudah berubah seperti ini. Dan sulit mendirikan fakultas dan prodi yang baru. Enggak mengerti ini ekosistem di perguruan tinggi atau di kementerian atau dua-duanya. Bisa dua-duanya. Kita blak-blakan saja kalau sudah kayak begini blak-blakan sudah. Saya senang kok blak-blakan itu. Bapak-Ibu nanti mau mengeluh juga saya juga senang. "Pak, ini ada problem di sini." Kita akan bongkar bareng-bareng.

Dan saya meyakini Bapak-Ibu sekalian adalah di fron yang paling depan dalam membongkar yang enggak benar-benar ini. Tapi kalau yang di fron paling depan masih tidak bergerak, saya enggak mengerti kepada siapa lagi saya harus meminta dan memohon. Enggak mengerti saya ke mana lagi.

Saya juga tidak mau mendengar ada kesulitan perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan mitranya. Ini harus banyak mitra perguruan tinggi. Berkolaborasi dengan industri, mudah mendirikan teaching industry, mudah mendirikan industrial park, teaching factory, dan berbagai bentuk kegiatan yang memberikan nilai tambah kepada masyarakat dan kepada perguruan tinggi.

Di Belanda misalnya, ada kolaborasi Universitas Delft dengan Microsoft di bidang komputer kuantum, juga pengembangan Amsterdam Smart City, misalnya. Seperti ini di kita juga harus memiliki. Di Amerika Serikat, Adidas misalnya dengan Arizona State University bekerja sama membentuk Global Sport Alliance. Hal seperti ini yang juga harus kita lakukan, kekuatan apa yang ada di kanan kiri, di lingkungan perguruan tinggi itu, di provinsinya, di kotanya.

Sekali lagi, di tahun depan kita akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia. Anggaran negara akan diprioritaskan kepada pembangunan SDM, seperti yang sudah saya sampaikan tadi.

Sekali lagi, ekosistem di dalam kampus harus kita benahi bersama-sama, cara-cara baru harus dikembangkan, kreasi-kreasi baru harus diberikan fasilitas dan dikembangkan, inovasi yang memecahkan masalah dan memberikan nilai tambah harus didukung. Kita akan membuat nanti Badan Riset Nasional yang saya kira perannya nanti hampir mungkin 70-80 persen ada di perguruan tinggi. Sehingga anggaran riset kita menjadi jelas, larinya ke mana, hasilnya apa, output-nya apa, outcome-nya apa.

Riset kita sekarang ini setahun kira-kira sudah 26 triliun. Saya tanya pada kementerian-kementerian hasilnya mana? Mana? 600 miliar setahun mana hasilnya? Saya minta kok, saya blak-blakan. "800 miliar untuk riset di Kementerian-mu mana?" Ini ada sesuatu yang memang harus kita luruskan. Sekali lagi, Bapak-Ibu semuanya berada di fron paling depan dalam pembenahan ini. Ini kepercayaan saya kepada Bapak-Ibu semuanya.

Perguruan tinggi harus berani melakukan berbagai terobosan, berani mendobrak kebiasaan-kebiasaan lama, menghilangkan kebiasaan-kebiasaan lama, berani memunculkan program studi baru yang mencetak keahlian masa kini dan masa depan. Wong sudah berubah. Berjualan sekarang, sering saya sampaikan, berjualan sekarang sudah tidak di mal, tidak di toko, sudah online store semuanya. Pelajarannya juga harus berubah dong. Mestinya ada fakultas jualan online, kenapa tidak? Sering saya sampaikan kan? Fakultas digital economy.

Ada satu peran lagi yang ingin saya titipkan kepada lembaga pendidikan tinggi yaitu pengembangan entrepreneurship, pengembangan kewirausahaan. Kita membutuhkan para wirausahawan yang baru, yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam Global Entrepreneurship Index Tahun 2017, peringkat kita, peringkat kewirausahaan kita berada di ranking ke-90 dari 137 negara. Aduh, masih sangat di bawah sekali. Dan itu juga tugas kita bersama untuk memperbaiki ini.

Kita kemarin misalnya, sudah memperbaiki ranking kita untuk apa coba? Indeks dari 120 ke-72. Ada yang ingat? Ease of Doing Bussiness, kemudahan dalam berusaha. Ranking-nya dulu 120, kemudian kita benahi dan tiga tahun ini sudah meloncat ke-72. Menterinya sudah senang. Saya sampaikan jangan senang dulu, 72 itu masih… Saya inginnya 40, masuk ke Top 40, itu baru bangga. 72 saja bangga. Menteri kadang-kadang kan juga senang udah meloncat kayak begitu, tapi ndak, ndak, ndak, bukan itu target saya. Top 40 itu baru kita bicara, kalau belum…

Ini kita sudah mulai kelihatan, Competitiveness Index kita kelihatan, sudah mulai kelihatan. Stok infrastruktur kita naik tapi saya lupa angka-angkanya. Ini yang akan terus kita kerjakan. Karena kita ini kalau ndak bekerja lari, bekerja keras dan lari, ekspor investasi kita sudah kalah jauh. Kita kalah dengan Singapura sudah lama, kalah dengan Malaysia sudah lama, kalah dengan Filipina sudah lama, kalah dengan Thailand, baru saja kita kalah dengan Vietnam. Lha kalau kita enggak lari bisa kalah dengan Laos, bisa kalah dengan Kamboja. Muka kita ditaruh di mana? Coba, kayak gini-gini ini tanggung jawab kita bersama, Bapak-Ibu sekalian. Kalah semua kita, baru saja dengan Vietnam kalah, kalau terus-terusan kayak begini, dengan Kamboja kalah, dengan Laos kalah, bagaimana?

Sekali lagi, terakhir saya ingin menegaskan bahwa perguruan tinggi juga harus membuat alumninya mencintai Indonesia, mencintai negara ini, yang melahirkan para pembela Pancasila, yang menancapkan jiwa kerakyatan, yang menanamkan integritas moralitas dan profesionalisme untuk membangun negara ini, untuk membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Nanti akan saya lihat, akan saya ikuti mana yang sudah merespons, mana yang belum merespons, baik di perguruan tinggi maupun yang ada di Kementerian Dikti. Karena eselon-eselonnya ada di sini semuanya.

Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Arahan Presiden Joko Widodo pada Pertemuan dengan Seluruh Pejabat Eselon I, Eselon II, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)  dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di Lingkungan Kemenristekdikti, 10 Oktober 2018, di Istana Negara, Jakarta . Silahkan membaca berita lainnya.

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)  Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), 10 Oktober 2018, di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur

Posted: 04 Nov 2018 08:18 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)  Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), 10 Oktober 2018, di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Logo-Pidato2Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu was salamu 'ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa 'ala alihi wa sahbihi ajma'in amma ba'du.

Yang saya hormati Yang Mulia para Alim Ulama,
Yang saya hormati Bapak Ketua Umum Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Bapak KH. Abdullah Syam, beserta seluruh jajaran Pengurus LDII yang hadir,
Yang saya hormati para Kiai Sepuh yang hadir pada Rakernas kali ini Bapak KH. Abdul Aziz, Bapak KH. Kasmudi, Bapak KH, Agus Syukur, Bapak KH. Mulyono, Bapak KH. Edi Suparto, Bapak KH. M. Tohir, dan yang tidak bisa saya sebut satu-persatu,
Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Dewan yang hadir,
Bapak-Ibu sekalian seluruh peserta Rapat Kerja Nasional LDII yang saya hormati,
Hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya, di mana-mana ini selalu saya sampaikan, bahwa negara kita Indonesia ini adalah negara yang besar, dengan penduduk sekarang kurang lebih 263 juta lebih yang tersebar di 17.000 pulau, di 514 kabupaten/kota, dan 34 provinsi. Ini adalah sebuah negara yang besar. Dan kita dianugerahi oleh Allah sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Dan juga dianugerahi oleh Allah SWT perbedaan-perbedaan, baik suku, adat, tradisi, bahasa daerah yang bermacam-macam. Kenapa ini perlu saya ingatkan di awal-awal, karena kita sering lupa bahwa negara ini adalah negara besar, tetapi juga dengan perbedaan-perbedaan yang besar.

Suku, selalu saya ulang-ulang, kita memiliki 714 suku dengan 1.100 lebih bahasa daerah, dengan adat dan tradisi yang berbeda-beda, agama yang berbeda-beda. Kalau kita banding-bandingkan, boleh kan kita membanding-bandingkan. Singapura memiliki berapa suku? Empat. Kita 714. Afghanistan, saya tanya langsung ke Presiden Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan, ada berapa suku di Afghanistan? Tujuh. Tujuh, kita 714. Bandingkan. Hati-hati dengan ini.

Ini negara besar. Saya pernah terbang dari Banda Aceh menuju ke Wamena, bukan Jayapura, waktu yang ditempuh sembilan jam lima belas menit naik pesawat, bayangkan kalau jalan kaki. Kalau mau mencoba silakan. Itu kalau kita terbang dari London, di Inggris ke timur melewati satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh negara, tujuh atau delapan negara sampai di Istanbul, di Turki. Artinya apa? Negara ini adalah negara yang besar. Jangan melupakan ini.

Dan selalu saya ulang-ulang di konferensi-konferensi, bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi hati-hati, kita memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat banyak sekali, beragam.

Kenapa perlu saya ingatkan ini, karena sering gara-gara, ini gara-gara pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden kita ini kelihatan menjadi terpecah-pecah, terbelah-belah. Lho lho lho lho. Padahal yang namanya pilkada, yang namanya pilpres, pileg itu kan setiap lima tahun sekali. Setiap lima tahun sekali. Yang selalu saya sampaikan kepada masyarakat, hati-hati kalau sudah masuk tahun-tahun politik itu hati-hati. Banyak kabar bohong (hoaks), banyak fitnah, saling mencela, saling menjelekkan. Ini bukan tata krama Indonesia, ini bukan nilai-nilai Islami yang kita miliki, ini bukan nilai-nilai etika yang kita miliki. Hati-hati. Jangan terjebak kita kepada hal-hal politik praktis yang menyebabkan kita terpecah-pecah.

Silakan ada pilihan bupati mau pilih A, pilih B, pilih C, atau kalau ada kandidatnya 4 pilih A, pilih B, pilih C, pilih D, silakan pilih salah satu. Pilgub silakan ada pilihan A dan B, silakan. Pilpres ada pilihan A dan B, silakan dipilih. Selalu saya sampaikan. Tapi lihat, jangan isu-isu, lihat programnya apa, gagasannya apa, idenya apa. Artinya apa? Dalam kontestasi politik itu yang diadu adalah adu program, adu gagasan, adu ide. Lihat kandidatnya, prestasinya apa, rekam jejaknya seperti apa, track record-nya seperti apa. Sudah, gampang sekali sebetulnya.

Jangan ada isu-isu sedikit langsung di medsos terutama, langsung kita makan. Berbahaya sekali. Jadi tema Rakernas kali ini, "LDII untuk Bangsa", betul, sudah. Benar. Saatnya sekarang ini. Jangan sampai kalau sudah mendekati pilpres kok fitnah, kabar bohong (hoaks) menjadi-jadi seperti ini. Ini mau jadi apa bangsa kita?

Coba dilihat di medsos, Presiden Jokowi itu PKI. Astagfirullah. Sudah empat tahun diulang-ulang terus gitu lho. Tapi ada yang percaya, yang saya heran ada yang percaya. Saya sampaikan saat itu, PKI itu kan dibubarkan tahun '65-'66, saya lahir tahun '61. Apa ada aktivis PKI balita? Wong masih balita kok. Ganti lagi, bukan Pak Jokowinya, orangtuanya, bapak-ibunya. Bapak-ibunya ndak, kakek-neneknya. Lho lho lho lho, sekarang ini kan keterbukaan, zaman keterbukaan, gampang sekali mengecek. Masjid LDII di dekat rumah saya ada, masjid ormas yang lain di dekat rumah saya ada. Ditanya saja di situ. Masjid LDII, Pak Kiai, besar sekali di dekat rumah, gede sekali, belum selesai tapi. Tapi gede sekali. Tanya saja di situ mengenai orangtua saya, mengenai kakek-nenek saya. Saudara-saudara saya yang di LDII juga banyak, banyak. Saya, orangtua saya, kakek nenek saya, semuanya muslim, keluarga besar saya itu muslim. Tanya saja yang PKI yang mana.

Malah ada gambar, coba gambar, ini DN Aidit pidato tahun '55, di dekatnya ada saya. Coba. Astagfirullah. Coba, lahir saja belum sudah di dekatnya DN Aidit. Ini gambar-gambar seperti ini kalau kita tidak ada screening, ada penyaringan langsung percaya akibatnya apa terhadap… Ini cara-cara politik kotor yang harus dihentikan. Tidak bisa kita terus-menerus seperti ini. Etika kita ada di mana? Tata krama kita ada di mana? Saya sedih kalau sudah melihat seperti ini. Gambar ini hanya satu yang saya perlihatkan, bisa saya memperlihatkan lebih dari 100 gambar-gambar enggak jelas enggak jelas seperti ini.

Tapi ada yang percaya. Saya cerita saja, masuk ke sebuah pondok, enggak usah saya sebutkan pondoknya di mana. Ada acara, selesai acara, pimpinan pondoknya Pak Kiai bisik-bisik saya, "Pak Jokowi, Pak Presiden saya ingin bicara empat mata." Saya sudah mikir, ini pasti urusan PKI. Benar, begitu masuk ke kamar ditanyakan hal yang sama, apakah benar. Saya jelaskan tadi, "Pak Kiai, apa ada sih yang namanya PKI balita." Kaget beliau juga.

Inilah perkembangan teknologi ini juga harus disikapi dengan sebuah kearifan. Kebijakan kita dalam menggunakannya. Saya tahu kalau yang namanya digital economy LDII ini paling jagoan, karena banyak yang di Telkom, di Indosat, di Telkomsel, saya tahu. Saya hapal nama-namanya tapi enggak saya sebut di sini. Jadi untuk digital economy semuanya. Tadi juga saya dibisiki oleh Bapak Ketua Umum LDII, penggunaan energi baru terbarukan, tadi di dalam layar juga sudah disampaikan, di Pondok yang di Kediri sudah memakai solar panel semuanya. Pondok yang lain belum memulai, ini sudah mulai dulu. Ini LDII, cepat banget. Mikrohidro juga sudah diterapkan di beberapa tempat oleh LDII. Saya kira inilah dalam rangka kita mengisi agar Indonesia maju ke depan.

Saya juga melihat, saya ini hampir setiap minggu, minimal seminggu itu tiga hari saya selalu ke daerah, selalu ke daerah. Apa yang saya lihat? Penunjuk arah. Tahu maksudnya? Penunjuk arah, 50 meter LDII, banyak sekali, 200 meter LDII, 100 meter LDII, menunjuk gitu. Di mana-mana, saya ini kan orang lapangan, masuk desa, masuk kampung, masuk daerah jadi lihat itu cemantel jadi ingat terus di sini, banyak sekali sih. Artinya apa? LDII itu ada di mana-mana dalam berkiprah di seluruh pelosok Nusantara.

Kembali lagi ke teknologi. Sekarang ini kita harus sadar bahwa ada perubahan besar di dunia yang namanya Revolusi Industri 4.0 yang oleh McKinsey Global Institute disampaikan perubahannya 3.000 kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama. Ini hati-hati kita menyikapi ini. Revolusi Industri 4.0 ini ada yang bisa bermanfaat baik tapi ada yang mudaratnya juga lebih banyak. Hati-hati ini kita menyikapi ini.

Sekarang kita tahu ada artificial intelligence, kita baru pelajari, muncul lagi yang lain. Ada internet of things, ada cryptocurrency, bitcoin, ada advanced robotic, ada 3D printing. Macam-macam sekarang ini. Ada virtual reality. Sekarang buat rumah dengan 3D printing hanya 24 jam, bayangkan kecepatannya. Membuat rumah 24 jam. Bukan akan, sudah ada. Hat-hati. Robot, sekarang bersih-bersih lantai, menyapu, semuanya pakai robot. Yang paling dekat di Changi Airport sudah pakai. Tidak pakai orang lagi. Hati-hati.

Virtual reality, saya pernah ke Silicon Valley, markasnya Google, markasnya Facebook, markasnya Twitter, markasnya Plug and Play. Saya masuk ke markasnya Facebook. Saya hanya ingin mengerti perkembangan apa sih yang akan terjadi. Saya masuk ke markasnya Facebook ketemu Mark Zuckerberg CEO Facebook. Ketemu, lihat, liha,t lihat, apa yang mereka lakukan. Saya disuruh mencoba yang namanya virtual reality pakai kacamata gede gini (oculus), diajak main pingpong tapi enggak ada bolanya, enggak ada mejanya, coba. Enggak ada betnya hanya tang, tung, tang, tung, persis kayak kita main pingpong, tang tung tang tung tang. Ini yang namanya virtual reality. Saya tanya kepada Mark, "Mark, apakah ini hanya untuk pingpong, untuk tenis meja?" "Oh ndak, Presiden Jokowi. Ini juga bisa untuk yang lain-lain, tenis lapangan bisa, untuk sepakbola bisa." Artinya apa? Sebentar lagi akan ada yang namanya sepakbola tanpa bola dan tanpa lapangan. Tendang-tendangan tapi enggak ada bolanya, enggak ada lapangannya. Bayangkan. Ini ada, sudah ada, bukan akan.

Perkembangan-perkembangan seperti ini yang harus kita hadapi dan kita antisipasi, apakah banyak manfaatnya, ataukah nanti banyak mudaratnya. Ini yang belum dihitung. Kalau perusahaan-perusahaan itu kan mikirnya untungnya, keuntungannya. Tapi bagi masyarakat, bagi warga negara kita, siap tidak? Memberikan manfaat tidak? Hati-hati.

Saya mengharap agar dalam Rakernas ini bisa memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada pemerintah, apa sih yang harus kita lakukan, apa yang harus kita rencanakan dan harus kita kerjakan untuk menatap Indonesia maju ke depan. Karena memang tantangannya tidak mudah, tidak gampang.

Sekarang ini tekanan ekonomi dari negara-negara yang membuat kebijakan bisa berimbas ke negara-negara lain. Kebijakan di sebuah negara bisa berimbas ke negara kita. Kebijakan sebuah central bank bisa berimbas ke negara kita. Karena memang sekarang ini negara kayak tanpa batas.

Oleh sebab itu, pembangunan karakter bangsa merupakan jawaban dari keresahan-keresahan itu. Kita harus perkuat karakter bangsa, etika, tata krama, sopan santun, sehingga tidak tembus oleh kejelekan-kejelekan yang dimunculkan dari adanya teknologi-teknologi yang baru.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semuanya. Semoga apa yang menjadi tujuan besar dari Rakeras LDII ini dapat sukses, dan senantiasa mendapat rida dari Allah SWT. Dengan bismillahirrahmanirrahim, saya membuka secara resmi Rakernas LDII Tahun 2018.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)  Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), 10 Oktober 2018, di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur . Silahkan membaca berita lainnya.

Bhabinkamtibmas Desa Cipaku Sambang Ke Pangkalan Ojeg Ebah Desa Cipaku Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung

Posted: 04 Nov 2018 08:13 PM PST

16 CCTV akan dipasang Di Ruang Publik

Posted: 04 Nov 2018 08:03 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul 16 CCTV akan dipasang Di Ruang Publik. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

16 CCTV akan dipasang Di Ruang Publik

Media:
Palopo Pos, Sabtu 3 November 2018

Topik:
Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) memiliki misi mewujudkan Kota Palopo sebagai Smart City. Untuk itu, Kominfo telah menyediakan 16 unit kamera pengintai atau CCTV yang akan dipasang di sejumlah ruang publik di Kota Palopo.
Hal ini di ungkapkan Kadis Kominfo Kota Palopo, Baso Akhmad, SH kepada Palopo Pos, Jumat 2 November 2018.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang 16 CCTV akan dipasang Di Ruang Publik . Silahkan membaca berita lainnya.

Sosialisasi Penanganan Bencana Alam dengan semangat Sabilulungan

Posted: 04 Nov 2018 07:38 PM PST

UU Nomor 30 Tahun 2014 dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018

Posted: 04 Nov 2018 07:33 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul UU Nomor 30 Tahun 2014 dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Pengadaan-Barang-dan-Jasa-PemerintahOleh: Muhamad Zulfikar Ali *)

Hal yang berbeda dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah antara lain dapat dilihat pada diktum mengingat, yakni tercantumnya UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, yang secara subtansi pengaturan tidak terkait dengan regim pengaturan keuangan negara/keuangan daerah. Intinya UU Nomor 30 Tahun 2014 memberikan panduan hak dan kewajiban serta pedoman bagi badan/pejabat negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menjadi lebih tegasdari pengaturan pengadaan barang/jasa pemerintah sebelumnya, karena dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018 memberikan ruang yang luas kepada Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melakukan pengawasan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Pengawasan tersebut dilakukan selaras dengan pelaksanaan hak Aparatur Sipil Negara/Pejabat Pemerintahandalam memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan tugasnya, dan memperoleh bantuan hukum dalam pelaksanaan tugasnya (lihat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan UU Nomor 30 Tahun 2014).

Selain itu, secara mandiri masyarakat dapat pula melakukan pengawasan melalui mekanisme pengaduan dan pelaporan disertai bukti yang faktual, kredibel, dan autentik yang disampaikan kepada APIP kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam hal diduga adanya penyimpangan. Pada tahapan ini, pengaduan dan pelaporan belum melibatkan aparat penegak hukum. Adapun pengaduan dan pelaporan yang sudah "terlanjur" disampaikan kepada aparat penegak hukum harus dikoordinasikan pemeriksaannya dengan APIP kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Pengawasan seperti ini dapat pula ditemukan dalam Pasal 385 UU Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, intinya pelibatan aparat penegak hukum dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan administratif oleh APIP dan ditemukan adanya penyimpangan yang bersifat pidana.

Dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah, terdapat dua irisan besar pembidangan hukum, yakni hukum administrasi negara (antara lain meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan, sampai penerbitan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa), dan hukum perdata (antara lain meliputi penandatanganan, pelaksanaan, dan pengendalian kontrak). Irisan besar tersebut kerap menjadikan para pelaku pengadaan sebagai martir dan output pengadaan barang/jasa terbengkalai, dengan pihak yang paling rugi adalah negara karena penyelesaian pengadaan barang/jasa tidak sesuai dengan target (waktu dan kualitas/value for money).

Namun irisan besar tersebut menjadi absurd manakala pemeriksaan atas dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan kontrak juga menyasar tahapan sebelum kontrak atau ketika bentuk kontrak sudah distandarkan menjadi bentuk baku seolah-olah sebagai perjanjian sepihak (take it or leave it) yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari dokumen pemilihan.

Penerbitan UU Nomor 30 Tahun 2014 menegaskan kembali pemisahan bidang hukum tersebut sehingga perlu ada perlakukan yang berbeda terhadap ketidaksempurnaan pelaksaaan administrasi pengadaan atau adanya penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan. Karena pemilahan "ketidaksempurnaan" atau "penyimpangan" akan berdampak berbeda terhadap timbulnya potensi kerugian negara, sehingga lingkup pemeriksaan atas "ketidaksempurnaan" atau "penyimpangan" tersebut pun menjadi berbeda. Namun jangan coba-coba untuk mengelabui "penyimpangan" menjadi "ketidaksempurnaan" karena tools atas pemeriksaan untuk "penyimpangan" dan "ketidaksempurnaan" berbeda.

Oleh karena itu, tahapan pembeda ini harusnya menjadikan pemeriksaan di ranah "penyimpangan" menjadi tidak terlalu sulit atau setidaknya meringankan beban untuk tidak berargumentasi kewenangan pemeriksaan atas "penyimpangan" yang terjadi, karena sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan atas "ketidaksempurnaan" tahapan pelaksanaan, sehingga sudah seharusnya masing-masing pihak yang berwenang tidak saling mencampurkan kewenangannya masing-masing, cukup melakukan sesuai perintah peraturan perundang-undangan.

Perpres Nomor 16 Tahun 2018 mengikuti rangkaian penanganan atas kelalaian atau kesengajaan dalam UU Nomor 30 Tahun 2014 dengan memisahkan "ketidaksempurnaan" atau "penyimpangan" dalam rangkaian pelaksaan pengadaan dan pelaksanaan kontrak, sehingga APIP atau APH dapat bersinergi dan berkoordinasi untuk memilah penanganan "ketidaksempurnaan" atau "penyimpangan" sesuai dengan kewenangannya.

Dalam pelaksanaannya, APIP didorong untuk berada pada garda terdepan sebagai upaya preventif mencegah kesalahan dalam proses administratif dan menghidari potensi penyimpangan yang secara manusiawi tidak bisa dihindari oleh UKPBJ.

Dan pada pokoknya diperlukan kearifan untuk menyikapi ketidaksempurnaan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah terutama terkait dengan koordinasi dan seinergi dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan masing-masing. Namun kearifan tersebut bukan berarti bisa berkompromi dengan ketidaksempurnaan dengan mengakali tahapan pengadaan barang/jasa untuk mendapatkan keuntungan secara tidak sah. Karena sebagaimana diketahui bahwa pelaku pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan para pahlawan dalam penyerapan anggaran dan pembangunan, dan pahlawan tidak akan mungkin mengorbankan perjuangannya.

Kepala Bidang Percepatan Infrastruktur, Sekretariat Kabinet.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang UU Nomor 30 Tahun 2014 dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018 . Silahkan membaca berita lainnya.

Keselamatan Transportasi

Posted: 04 Nov 2018 07:33 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Keselamatan Transportasi. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

foto Pak FaisalOleh: Faisal Yusuf

Rasa duka dan keprihatinan yang mendalam diucapkan atas  jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang di perairan Karawang pada hari Senin tanggal 29 Oktober 2018 yang membawa total 189 penumpang serta kru pesawat, diperoleh informasi bahwa pesawat tersebut sempat hilang kontak pada pukul 06.33 WIB.

Kecelakaan pesawat ini berulang setelah sejak 2017 tak ada kecelakaan fatal dalam penerbangan komersial, sementara fakta menunjukkan bahwa terkait tragedi penerbangan JT-610 tersebut,  pesawat yang digunakan Lion Air adalah pesawat boeing 737 seri Max 8 tidak hanya baru bagi perusahaan Lion Air (baru dipergunakan sejak tanggal 15 Agustus 2018), tetapi juga baru dari pabrikannya dari Boeing USA dan pesawat tersebut dibuat dengan desain dan teknologi terkini untuk memaksimalkan faktor keselamatan.

Peran penting faktor keselamatan transportasi

Teknologi tinggi pada pesawat atau kendaraan di darat, laut dan udara maupun kereta api tetap bukan jaminan keselamatan transportasi, berkaca pada peristiwa  dibidang transportasi sebelumnya, bahwa beberapa waktu lalu juga banyak terjadi peristiwa yang menimbulkan korban jiwa terjadi di sektor transportasi diantaranya hilangnya pesawat perintis Dimonim Air milik PT Martha Buana Abadi di Papua, musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, KMP Lestari Maju kandas di pantai Pabadilang, Selayar, kecelakaan bus pariwisata di Cikidang, Jawa Barat, terbakarnya KM Fungka Permata V di perairan Banggai Laut Sulawesi Tengah dan beberapa peristiwa kecelakaan lainnya. Adapun penyebab dari kecelakan tersebut diantaranya faktor manusia (human error), faktor alam, faktor sarana dan prasarana, faktor ketaatan pada aturan, dan lain-lain.

Regulasi sebagai pedoman keselamatan transportasi

            Indonesia telah memiliki banyak regulasi yang mengatur keselamatan dan keamanan pada sektor transportasi, namun pada praktiknya masih banyak kecelakaan yang terjadi. Permasalahan transportasi dalam aspek keselamatan dan keamanan transportasi antara lain adalah:

  1. Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi secara terintegrasi;
  2. Minimnya kesadaran dan peran serta masyarakat akan keselamatan dan keamanan transportasi;
  3. Belum optimalnya pengawasan dan penegakan hukum dalam pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi;
  4. Belum optimalnya pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi meliputi kecukupan dan kehandalan sarana prasarana keselamatan dan keamanan transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi;
  5. Minimnya kualitas dan kuantitas SDM transportasi sesuai kompetensi standar keselamatan dan keamanan transportasi;
  6. Tingginya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan;
  7. Belum terintegrasinya data kecelakaan yang dapat digunakan untuk peningkatan keselamatan jalan;
  8. Belum optimalnya penanganan perlintasan sebidang jalur kereta api dengan jalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pembenahan faktor sumber daya manusia dan tata kelola sektor transpotasi

Selain regulasi yang mengatur keselamatan dan keamanan pada sektor transportasi, faktor sumber daya manusia juga tidak kalah penting dalam penyelenggaraan transportasi yang aman dan nyaman. Banyaknya kecelakaan yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah akibat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan dan keamanan dalam menggunakan moda transportasi. Adanya faktor kelebihan kapasitas muatan tersebut adalah contoh belum optimalnya pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi yang juga disebabkan oleh kualitas SDM yang tidak sesuai dengan kompetensi standar keselamatan dan keamanan transportasi.

Pasca musibah musibah tersebut pemerintah harus segera membenahi tata kelola transportasi  untuk meningkatkan unsur keselamatan dan keamanan khususnya guna meningkatkan kualitas SDM yang sesuai dengan kompetensi standar keselamatan dan keamanan transportasi.

Faktor keselamatan dan keamanan adalah hal terpenting yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan transportasi di Indonesia. Kementerian Perhubungan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 telah menjabarkan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam 3 aspek yaitu keselamatan dan keamanan; pelayanan transportasi; dan kapasitas transportasi. Dari Renstra Kementerian Perhubungan tersebut tampak bahwa aspek keselamatan dan keamanan menjadi fokus utama dalam sasaran pembangunan sektor transportasi, yang meliputi menurunnya angka kecelakaan transportasi dan menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi.

Agenda dan tindak lanjut membangun keselamatan transportasi

Salah satu sasaran RPJMN 2015-2019 yang ingin dicapai pada sub agenda pembangunan konektivitas nasional adalah untuk mencapai keseimbangan pembangunan yaitu meningkatnya tingkat keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan transportasi. Meskipun dalam RPJMN 2015-2019 tersebut telah terdapat sasaran dan arah kebijakan yang hendak dicapai, namun masih banyak terjadi kecelakaan transportasi di bidang darat, laut, dan udara, terlihat data bahwa:

  1. pada moda transportasi darat terjadi kecelakaan lalu lintas sejumlah 103.489 kejadian dengan jumlah korban meninggal 51.732 orang (rasio paling tinggi pada kecelakaan sepeda motor), yang disebabkan karena kendaraan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kurangnya ketaatan masyarakat dalam berlalu lintas;
  1. moda transportasi perkeretaapian, terjadi 17 kecelakaan per 1 juta kilometer yang disebabkan oleh permasalahan teknis sehingga mengakibatkan kereta api anjlog, tabrakan, dan terguling;
  2. moda transportasi laut, terjadi 51 kecelakaan per 10.000 Freight yang disebabkan oleh permasalahan teknis; dan
  3. moda transportasi udara, terjadi 1 kecelakaan per 1 juta Flight yang disebabkan oleh kurangnya sarana prasarana pendukung navigasi di bandar udara.

Mengingat banyaknya peristiwa kecelakaan dan kejadian tersebut tidak terulang dan dapat diminimalkan maka upaya yang diperlukan untuk peningkatan keselamatan transportasi di darat, laut, dan udara serta kereta api antara lain:

  1. perlunya peningkatan pemeriksaan pemenuhan standar keselamatan kendaraan/kapal/pesawat/ kereta api dan pengawakannya;
  2. pengembalian konstruksi kendaraan/kapal/pesawat/kereta api sesuai dengan standar keselamatan;
  3. evaluasi dan peningkatan kompetensi awak kendaraan/kapal/pesawat/kereta api dan petugas pemegang fungsi keselamatan melalui pelatihan dan bimbingan teknis pada Pemerintah Daerah yang terkait dengan keselamatan transportasi maritim;
  4. menata sistem tata kelola kepelabuhan dengan pengetatan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dan sterilisasi kawasan pelabuhan yang bersifat terbatas;
  5. penyelenggaraan sosialisasi dan edukasi melalui kampanye keselamatan dan keamanan transportasi kepada masyarakat dan/atau operator kendaraan/kapal/pesawat/ kereta api;
  6. penyempurnaan ketentuan sinkronisasi kewenangan dan deregulasi tugas pokok dan fungsi Dirjen Darat dan Dirjen Perhubungan Laut;
  7. pengecekan dan pemeriksaan secara fisik terhadap kelaikan kendaraan/kapal/pesawat/ kereta api.
  8. merancang dan menetapkan desain standar keselamatan bangunan gedung dan jalan termasuk keserasiannya terhadap lingkungan;
  9. pembinaan dan pengawasan guna memastikan pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah terkait dengan peningkatan keselamatan transportasi;
  10. peningkatan sistem kenavigasian dan layanan informasi peringatan dini cuaca ekstrem di kawasan perairan kapal dan sekitarnya dengan memanfaatkan pengembangan Sistem Monitoring dan Prediksi Cuaca melalui BMKG;
  11. penerbitan standar kesejahteraan pilot/nahkoda/masinis/pengemudi (awak);
  12. pengkoordinasian dan evaluasi kebijakan peningkatan keselamatan transportasi guna mengantisipasi terulangnya kecelakaan transportasi.

Sumber: Rencana strategis Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Keselamatan Transportasi . Silahkan membaca berita lainnya.

Body Pesawat Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Lion Air JT610 Diperpanjang 3 Hari

Posted: 04 Nov 2018 07:33 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Body Pesawat Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Lion Air JT610 Diperpanjang 3 Hari. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Kepala Basarnas M. Syaugi menyampaikan keterangan pers perkembangan pencarian Lion Air JT610, di JICT 2 Tanjung Priok. Jakarta, Minggu (4/11) siang. (Foto: Humas Basarnas)

Kepala Basarnas M. Syaugi menyampaikan keterangan pers perkembangan pencarian Lion Air JT610, di JICT 2 Tanjung Priok. Jakarta, Minggu (4/11) siang. (Foto: Humas Basarnas)

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau yang dulu disebut Badan SAR Nasional (Basarnas) memutuskan untuk memperpenjang masa pencarian jatuhnya pesawat Lion Air JT610 selama 3 (tiga) hari lagi.

"Setelah kami evaluasi dan koordinasi, serta masukan-masukan dari lapangan, operasi SAR kami perpanjang 3 hari," kata Kepala Basarnas M. Syaugi saat menggelar konperensi pers , di Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (4/11) siang.

Dengan penambahan waktu tersebut ditambah dengan sinergitas dan soliditas seluruh tim gabungan yang terlibat dalam operasi SAR, baik dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, BPPT, KNKT, KKP, Bea Cukai, Pertamina, dan seluruh Potensi SAR, Kepala Basarnas berharap dapat segera menyelesaikan operasi tersebut.

Hingga Minggu (4/11), menurut Kepala Basarnas,  tim pencari telah berhasil mengevakuasi 105 kantong jenazah yang sudah diberi label oleh tim DVI. Selai korban,  tim SAR khususnya para penyelam telah menemukan 1 (satu) engine dalam kondisi tidak lengkap yang sudah dipastikan koorsinatnya. Untuk roda, 1 lengkap sudah dievakuasi ke Posko Terpadu, sementara 2 roda lainnya dalam kondisi tidak lengkap sudah diketahui posisinya.

Namun Kepala Basarnas M. Syaugi mengakui sejauh ini belum menemukan body pesawat.

"Yang kami temukan dan kami evakuasi adalah bagian skin atau kulit-kulit pesawat cukup banyak di dasar laut. Ini berdasarkan data berupa gambar dan pencitraan dari ROV yang sampai saat telah menyapu area pencarian dengan radius 250 meter persegi," jelas Syaugi.

Mengenai sinyal  yang sebelumnya sempat terdeteksi Ping Locator meskipun sangat lemah, Kepala Basarnas menjelaskan, sudah ditelusuri oleh penyelam-penyelam gabungan yang handal. Namun belum berhasil ditemukan secara fisik.

"Posisinya sekitar 50 meter arah barat laut dari pusat pencarian. Kondisi dasar laut berlumpur, kalau kita tusuk dengan besi satu meter, belum sampai ke dasarnya," jelas Syaugi.

Pada Senin (5/11) ini, menurut Kepala Basarnas, akan dilaksanakan pertemuan dengan para keluarga korban atas undangan dari Lion Air untuk dialog dan memberikan penjelasan terkait pelaksanaan operasi SAR. Tidak hanya Kabasarnas, tetapi Panglima TNI dan Menteri Perhubungan juga diundang pada kesempatan ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10) pagi. Pesawat yang membawa 189 orang penumpang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat. (humas Basarnas/es)

 


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Body Pesawat Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Lion Air JT610 Diperpanjang 3 Hari . Silahkan membaca berita lainnya.

488 ASN TERIMA SK KENAIKAN PANGKAT

Posted: 04 Nov 2018 07:23 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul 488 ASN TERIMA SK KENAIKAN PANGKAT. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

WAKIL WALI KOTA JAYAPURA IR H RUSTAN SARU, MM MENYERAHKAN SK KENAIKAN PANGKAT KEPADA PERWAKILAN ASN PEMERINTAH KOTA JAYAPURA

JAYAPURAKOTA – Sebanyak 488 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Jayapura menerima Surat Keputusan Kenaikan Pangkat periode April tahun 2018. Penyerahan dilakukan pada apel pagi gabungan oleh Wakil Wali Kota Jayapura Ir H Rustan Saru, MM.

Wakil Wali Kota dalam sambutannya, mengatakan bahwa para ASN yang menerima SK kenaikan pangkat diharapkan terus menunjukkan dedikasi dan prestasi dalam bekerja. ASN juga dituntut meningkatkan kinerja dalam melayani masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seorang abdi negara.

WAKIL WALI KOTA JAYAPURA IR H RUSTAN SARU, MM BERSAMA SEJUMLAH ASN PEMERINTAH KOTA JAYAPURA YANG MENERIMA SK KENAIKAN PANGKAT PERIODE NOVEMBER 2018

"Saya telah menyerahkan SK kenaikan pangkat periode November 2018 kepada 488 ASN, pesan saya kepada penerima SK agar dapat menunjukkan dedikasi dan prestasi dalam bekerja," katanya pasca menyerahkan SK di lapangan apel kantor Wali Kota Jayapura, Senin 5 November 2018.

Wakil Wali Kota menambahkan kepada seluruh pimpinan OPD terutama Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) agar lebih selektif lagi untuk memproses SK kenaikan pangkat bagi para ASN. Kenaikan pangkat sebagai wujud apresiasi pemerintah atas pengabdian dan pelayanan kepada masyarkaat, kitanya menjadi tolok ukur para abdi negara memberikan pelayanan maksimal.

"Sekali lagi saya tegaskan apabila ada ASN atau pejabat sekalipun yang tidak melaksanakan tugas dengan baik, agar pangkatnya dipertimbangkan untuk tidak diproses dan apa yang saya katakan ini mengandung maksud agar terbangun kesadaran untuk lebih disiplin dan meningkatkan kinerja pelayanan sebagai abdi negara," katanya. (HUMAS)

 

Humas Setda Kota Jayapura

The post 488 ASN TERIMA SK KENAIKAN PANGKAT appeared first on Humas Pemerintah Kota Jayapura.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang 488 ASN TERIMA SK KENAIKAN PANGKAT . Silahkan membaca berita lainnya.

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Silaturahmi dengan Peserta Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (AKSI), 10 Oktober 2018, di Grand Mulya Resort and Convention Hotel, Bogor, Jawa Barat

Posted: 04 Nov 2018 07:03 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Sambutan Presiden Joko Widodo pada Silaturahmi dengan Peserta Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (AKSI), 10 Oktober 2018, di Grand Mulya Resort and Convention Hotel, Bogor, Jawa Barat. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, beserta seluruh Eselon I, Eselon II Kemendikbud,
Yang saya hormati Bapak-Ibu guru peserta Kongres Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra yang pagi hari ini hadir,
Anak-anakku semuanya Ketua OSIS dan Ketua Rohaniwan dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Tadi saya tanya ada yang dari Timika, ada yang dari Ternate, yang jauh-jauh, tapi saya sudah ke sana semua lho, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote sudah saya datangi semuanya. Tiga puluh empat provinsi sudah saya datangi, 514 kabupaten dan kota mungkin sudah lebih dari 80 persen saya datangi.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian,
Anak-anakku semuanya,
Negara kita ini negara besar. Kita harus sadar negara Indonesia ini adalah negara besar. Kita sekarang telah memiliki 263 juta penduduk, 263 juta penduduk yang tersebar di 17.000 pulau yang kita miliki, 17.000 pulau yang kita miliki, 514 kabupaten dan kota dan 34 provinsi. Negara ini negara yang sangat besar.

Saya pernah terbang dari Banda Aceh menuju ke Wamena, bukan di Jayapura tapi di Wamena. Dari Banda Aceh menuju ke Wamena, ujung barat langsung ke ujung timur. Berapa jam waktu yang diperlukan naik pesawat? Sembilan jam lima belas menit. Sembilan jam lima belas menit. Bayangkan kalau jalan kaki. Itu kalau kita terbang dari London di Inggris ke timur melewati satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh negara sampai di Istanbul di Turki, dari London sampai Turki. Artinya negara ini negara besar, tujuh negara tadi. Ini negara besar.

Yang berbeda dengan negara-negara lain adalah, ini yang perlu saya ingatkan supaya Anak-anakku semuanya memahami dan menyadari, bedanya dengan negara lain, kita ini dianugerahi oleh Tuhan, dianugerahi oleh Allah SWT perbedaan-perbedaan yang sangat banyak sekali. Berbeda-beda suku, berbeda-beda agama, berbeda-beda adat, berbeda-beda tradisi, berbeda-beda bahasa daerah, beda semuanya. Hati-hati ini. Anak-anak harus mengerti masalah ini. Beda-beda semuanya. Agama beda-beda, suku beda-beda, bahasa daerah coba beda-beda semuanya. Kalau enggak kita sadari gampang sekali kita ini diadu-adu. Antaragama dipanas-panasi, antarsuku diadu-adu, berbahaya sekali negara ini.

Bandingkan, kita ini memiliki 714 suku, 714 suku. Singapura saya ke Dubes kita di sana, ada berapa suku di Singapura. Empat. Empat, Indonesia 714, sudah bandingkan. Di Afghanistan saya tanya Dr. Ashraf Ghani, Afghanistan, saya tanya Presiden langsung, Presiden Afghanistan, ada berapa suku di Afghanistan. Tujuh. Tujuh, Indonesia 714. Ini harus kita sadari. Jangan tepuk tangan dulu 714 itu, kalau kita enggak sadar, kalau kita enggak paham mengenai itu yang terjadi adalah perpecahan. Ingat di Afghanistan, hanya tujuh suku, hanya tujuh suku. Dua suku konflik, satu membawa teman dari luar, satu membawa teman dari luar akhirnya perang, 40 tahun tidak selesai. Itu hanya tujuh suku, hanya tujuh suku. Kita 714.

Oleh sebab itu, saya sangat menghargai acara-acara seperti ini supaya anak-anak sadar, karena Indonesia adalah milik Anak-anakku semuanya. Masa depan Indonesia adalah milik Anak-anakku semua. Saya ingatkan, jangan tidak sadar. Ada yang dari Papua, ada yang dari Batak, ada yang dari Minahasa, ada yang dari Bugis, ada yang dari Sunda, dari Jawa. 714 suku. Ada dari Dayak, ada dari Minahasa.

Inilah negara kita, Indonesia. Kita harus sadar betul. Jangan sampai kita diadu-adu karena kepentingan-kepentingan, bisa kepentingan luar, bisa kepentingan politik di dalam. Berbahaya sekali. Apalagi Anak-anakku semuanya adalah pemimpin-pemimpin di sekolah masing-masing, baik pimpinan rohaniwan maupun pimpinan OSIS, Ketua OSIS.

Kalau tidak bisa mengajak teman-temannya, menyadarkan teman-temannya bahwa kita Indonesia ini beragam, berbeda-beda, berbahaya sekali. Karena saya lihat banyak sekali karena kepentingan politik, misalnya pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden, yang itu setiap lima tahun ada, kita kayak terpecah-pecah gitu. Ini berbahaya sekali, anak-anak harus menyadari ini. Pilihan gubernur, pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan presiden itu tiap lima tahun ada. Dan perbedaan pilihan itu biasa dalam demokrasi. Silakan mau milih, misalnya pilihan bupati milih Bupati A, Bupati B, silakan. Di dalam pilihan gubernur mau pilih yang A, yang B, yang C kalau tiga kandidat silakan, enggak apa-apa. Tapi jangan sampai antarteman enggak saling sapa gara-gara pilihan presiden atau pilihan gubernur atau pilihan bupati atau pilihan… waduh, rugi. Itu setiap lima tahun ada terus. Masak setiap lima tahun kita mau berantem terus. Iya ndak?

Negara ini membutuhkan Anak-anakku semuanya dalam rangka bersaing dengan negara-negara lain. Kita ini berkompetisi dengan negara-negara lain. Gara-gara kita tidak bersatu, sangat berbahaya kita.

Coba saat Asian Games, begitu bersatu kita dapat 31 medali emas. Biasanya dapat empat, dapat lima, ranking-nya 22, ranking-nya 15, ranking-nya 17. Kemarin ranking-nya empat. Karena apa? Bersatu. Enggak ada yang mikir yang badminton itu agamanya apa, dari suku mana, dari provinsi mana, enggak mikir. Hanya untuk Indonesia, untuk Merah Putih, hanya itu saja saat berkompetisi. Yang silat agamanya apa, dari provinsi mana, sukunya apa, enggak mikir. Semuanya hanya untuk Merah Putih, untuk Indonesia. Yang angkat besi, enggak mikir itu dari suku mana, bahasa daerahnya apa, enggak mikir. Semuanya hanya untuk Indonesia, untuk berkumandangnya Indonesia Raya. Hanya itu. Kalau semua berpikir seperti itu, negara ini akan maju.

Jadi anak-anak tolong, kalau ada hal-hal yang sekarang ini di medsos yang namanya fitnah, yang namanya hoaks, yang namanya kabar bohong, yang namanya saling mencela, saling mengejek itu tolong diluruskan. Anak-anak kan pegangannya ini. Diluruskan, dibetulkan. Ya.

Anak-anak senang olahraga, ndak?
Apa?
Ada yang suka memanah?
Ada?
Oh ada, sama dengan saya.
Ada yang suka bersepeda?
Ada, senang ya.
Ada yang suka tinju?
Mana yang suka tinju?
Oh, ada benar ya?
Kapan-kapan saya ajak tinju dengan saya.
Benar ya suka tinju ya?
Ya, nanti kapan-kapan latihan dengan saya. Tapi kalau saya uppercut, hook dan lain-lain jangan balas ya. Jadi enggak boleh mbales. Mbales, nanti kena saya bagaimana?
Yang kedua, anak-anak, sekarang saya tahu anak-anak senang e-sport ya?
Senang Mobile Legend?
Enggak?
Berarti enggak ngerti ya Jess No Limit, enggak ngerti ya?
Tahu Jess No Limit?
Tahu ya?

Saya pernah ngomong-ngomong ini sama Jess No Limit, saya undang. Saya tanya, dia kan masih muda  sekali, umur 20-an tahun. Saya tanya, dia ini kan muda sekali, income per bulan itu bisa ratusan juta. Saya tanya, "Jess, pekerjaanmu apa?" "Main Mobile Legend." Coba, income-nya, meng-endorse produk dapat income, meng-endorse barang dapat income. Main ini, coba.

Inilah yang ingin saya ingatkan pada anak-anak, bahwa ke depan tantangan-tantangan itu semakin tidak gampang dan tidak ringan. Tetapi saya meyakini anak-anak ini memiliki sebuah potensi dan kekuatan untuk bersaing dengan negara-negara lain. Karena persaingan kita ini dengan negara-negara lain. Karena sekarang kita harus tahu, sekarang ini kita masuk dan sudah berjalan, masuk ke Revolusi Industri 4.0. Harus tahu, yang kata McKinsey Global Institute itu perubahannya 3.000 kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama. Artinya ke depan ini yang kita adu ini, bukan otot tapi ini.

Coba sekarang, artificial intelligence kita baru belajar, muncul internet of things. Baru belajar, muncul lagi cryptocurrency, bitcoin. Kita pelajari lagi, muncul lagi virtual reality. Coba. Begitu cepatnya perubahan. Tapi anak-anak ini selalu… saya juga ingin mengikuti. Saya awal-awal enggak ngerti apa e-sport itu apa sih, Mobile Legend itu apa sih. Lama-lama tahu, saya tanya Kaesang. Minta diajari, "ajari dong", diajari sudah.

3D printing, coba, membuat rumah hanya 24 jam. Membuat rumah hanya 24 jam. Advanced robotic, semua serba robot dan sudah berjalan. Sekarang di Changi Airport, Singapura, menyapu sudah robot. Bersihkan lantai sudah robot.

Tiga tahun yang lalu saya ke Silicon Valley di Amerika, markasnya Google, markasnya Facebook, markasnya Twitter, markasnya Plug and Play. Saya masuk ke sana, ketemu Mark Zuckerberg. Ketemu, saya disuruh pakai kacamata gede, oculus diajak main pingpong, tapi enggak ada bolanya, enggak ada mejanya, coba. Tang, tung, tang, tung, main pingpong enggak ada bolanya, enggak ada mejanya, coba. Inilah yang namanya virtual reality. Saya tanya pada Mark, "Mark ini apakah hanya untuk tenis meja?" "Oh, ndak Presiden Jokowi, ndak, bukan hanya tenis meja, bisa sepakbola, bisa volleyball, bisa tenis lapangan." Jadi sebentar lagi, nanti akan ada sepakbola, tapi enggak ada bolanya dan enggak ada lapangannya. Ini sudah terjadi. Saya sudah, tiga tahun yang lalu sudah main pingpong. Ini tinggal menunggu waktu saja kapan masuk. Coba, tendang-tendangan gini enggak ada bolanya coba, bayangkan, bayangkan. Kita bermain sepakbola tanpa perlu lapangan, tanpa perlu bola, tapi bisa nge-gol-kan, coba, enggak bisa mbayangin kita.

Inilah perubahan-perubahan yang Anak-anakku semuanya harus sadar, Bapak-Ibu Guru juga harus mengikuti hal-hal seperti ini, sehingga bisa mengajak murid-muridnya untuk menyadari, di situ ada tantangan tapi juga ada kesempatan. Ada kesempatan tapi juga ada tantangan. Kalau kita tidak bisa menyaring, tidak bisa men-screening bisa masuk ke yang namanya jurang yang berbahaya. Tapi kalau kita bisa menyaring, bisa mengambil manfaat, akan ada kesempatan di situ yang besar dan Anak-anak semuanya memiliki kesempatan besar itu.

Sekarang coba, anak-anak muda, anak-anak muda semuanya. Nadiem Makarim, tahu ya? Pemilik Go-Jek, Go-Food, Go-Pay, umur berapa? 30-an. William Tanuwidjaja, pemilik Tokopedia, berapa umur? 30-an. Achmad Zaky, pemilik Bukalapak, umur berapa? 30-an. Baru umur 30 ssudah menjadi triliuner, karena ini. Iman dan Belva, pemilik/founder-nya Ruangguru, tahu ya? Umur berapa? Mungkin 25-an, 30-an.

Inilah peluang-peluang/kesempatan anak-anak muda. Karena enggak mungkin yang seperti itu yang tua-tua, enggak mungkin. Ini peluangnya anak-anak muda untuk mengembangkan diri. Hati-hati Anak-anakku semuanya, perubahan-perubahan seperti ini, sekali lagi, memunculkan peluang, memunculkan kesempatan, tetapi juga banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi.

Saya sangat senang sekali pagi hari ini dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote berkumpul di sini. Kenalilah kawan-kawanmu, saudara-saudaramu se-Bangsa dan se-Tanah Air. Yang dari Papua kenal dengan yang dari Aceh, yang dari Kalimantan kenal yang dari Sulawesi, yang dari Jawa kenal yang dari Maluku, yang Maluku Utara kenal dengan temannya di NTT, di NTB, saling mengenal.

Karena sekali lagi, negara ini adalah negara besar, negara besar. Dan menurut hitung-hitungannya Bappenas, hitung-hitungannya Bank Dunia, hitung-hitungannya McKinsey, Indonesia akan menjadi sebuah negara dengan ekonomi yang kuat di tahun 2045 dengan pendapatan/income per kapita kita kurang lebih USD29.000, kurang lebih. Artinya income per kapita kita di atas 500 juta, bayangkan. Akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat nomor empat, empat besar di dunia. Tapi itu perlu kerja keras. Yang di Papua kerja keras, yang di Jawa kerja keras, yang di Sulawesi kerja, yang di NTT, NTB, Bali, Kalimantan, Sumatra, semuanya harus kerja keras. Tanpa itu, jangan bermimpi kita menjadi negara dengan ekonomi terkuat nomor empat, nomor tiga di dunia. Dibutuhkan kerja keras, dan itu, masa depan itu milik Anak-anakku semuanya, bukan milik siapa-siapa.

Oleh sebab itu, saya mengajak marilah kita jaga persatuan kita, kita jaga persaudaraan kita, kita jaga kerukunan kita, karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan, enggak ada yang lain. Kalau kita bersatu, kalau kita rukun, ini potensi besar yang akan mengalahkan negara-negara lain dalam kita berkompetisi dan bersaing.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada pagi hari ini. Teruslah belajar dan bekerja keras, kuasailah ilmu pengetahuan dan teknologi, kokohkanlah fondasi moral dan daya juang, janganlah berhenti mencintai negara ini, negeri ini demi kemajuan Indonesia.

Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Sambutan Presiden Joko Widodo pada Silaturahmi dengan Peserta Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (AKSI), 10 Oktober 2018, di Grand Mulya Resort and Convention Hotel, Bogor, Jawa Barat . Silahkan membaca berita lainnya.

Commander Wish Kepala Kepolisian Resor Bitung

Posted: 04 Nov 2018 06:56 PM PST

Commander Wish Kepala Kepolisian Resor Bitung

Posted: 04 Nov 2018 06:54 PM PST

Commander Wish Kepala Kepolisian Resor Bitung

Posted: 04 Nov 2018 06:51 PM PST

Commander Wish Kepala Kepolisian Resor Bitung

Posted: 04 Nov 2018 06:51 PM PST

Rela Cuti Kuliah, Begini Cerita Dua Relawan asal Kalsel di Palu

Posted: 04 Nov 2018 06:47 PM PST

PALU, BBCOM - Kehidupan di area pengungsian bencana tentu berbeda dengan kehidupan pada umumnya, baik dari segi fasilitas yang tersedia sampai dengan hal remeh temeh lainnya.


foto: Relawan ACT Kalsel di Palu

Bagi kalangan aktivis kemanusiaan tentu saat terjadi bencana alam sebut saja seperti gempa, tsunami, banjir bandang dan sejenisnya menjadi ladang amal tersendiri bagi mereka.


Tanpa mengenal latar belakang ras, suku, agama dan antar golongan, aktivitas di tenda pengungsian menjadi wadah untuk menolong sesama sebagai wujud cinta sebagai makhluk Tuhan.


Itulah yang dialami Bagus Setiawan dan Nur Rima Anjani. Muda-mudi berusia 24 dan 20 tahun ini rela menghabiskan waktu berminggu-minggu demi tugas kemanusiaan.


Sebelumya ada lima orang yang di berangkatkan oleh tim relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan. Namun mereka berdua bertahan lebih dari tiga pekan.


Bagus Setiawan mahasiswa STKIP PGRI Banjarmasin ini memulai dunia kerelawanan sejak belia, ia tercatat sebagai anggota aktif Palang Merah Indonesia (PMI). "Saya memang suka hal yang berkaitan dengan kemanusiaan," ujarnya.


Dari ceritanya, pertama kali sampai ia langsung ditempatkan di Kecamatan Sindue Tobata, Desa Alindau, pada 10 oktober 2018. Sebelum ke Palu, ia dan relawan lainnya dibawa melalui pesawat Hercules TNI dari Makassar ke Palu. "Tiba di Palu kita langsung gelar pemetaan," bebernya.


Walau pertama kali menjadi relawan yang keluar daerah, ia mengaku tetap ada kendala saat bercengkerama dengan warga setempat. "Karena beda kultur kali ya," celetuknya.


Tak beda jauh dengan Bagus, Nur Rima Anjani mahasiswi psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat merupakan satu-satunya relawan perempuan saat pertama datang ke Palu. "Dari sebelas orang cuma saya yang perempuan," tuturnya ketika ditemui di posko Sindue, Donggala.


Di posko Sindue, menurut dara kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini awal-awal tugasnya adalah mengurus administrasi dan rekap data. "Sering juga laporan bolak-balik ke posko pusat," jelasnya.




Ketika ditanya bagaimana tangapan orang tuanya?, Rima hanya tersenyum. "Ibu 100 persen mendukung penuh kok," imbuhnya.


Bahkan, perempuan pendiri Literasi Banua ini rela cuti kuliah karena ingin menyempurnakan tugas di tenda pengungsian. "Ini kan konsekuensi," ungkapnya sambil bercanda.


Sebelum berita ini rilis, Nur Rima Anjani telah pulang dari Palu ke Banjarmasin pada 4 November, begitu pula dengan Bagus Setiawan pada 5 November 2018. (ayo/sip)


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Rela Cuti Kuliah, Begini Cerita Dua Relawan asal Kalsel di Palu . Silahkan membaca berita lainnya.

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Hak atas Tanah, 23 Oktober, di Lapangan Bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta

Posted: 04 Nov 2018 06:23 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Hak atas Tanah, 23 Oktober, di Lapangan Bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu was salamu 'ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa 'ala alihi wa sahbihi ajma'in amma ba'du.

Yang saya hormati Pak Menteri ATR/Kepala BPN, Pak Seskab, Pak Gubernur DKI Jakarta, Pak Wali Kota Jakarta Selatan,
Bapak-Ibu sekalian seluruh penerima sertifikat yang sore hari ini hadir,
Selamat sore!

Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia,
Saya senang sekali bisa hadir sore hari ini bertemu dengan warga Jakarta Selatan yang dulu sering saya kunjungi. Ya, sering banget, ke kampung-kampung sering banget.

Dan alhamdulillah sore hari ini telah diserahkan kepada Bapak-Ibu sekalian 5.000 sertifikat yang sudah diserahkan sore hari ini. Tolong diangkat tinggi-tinggi. Sebentar, jangan diturunkan dulu mau saya hitung. Sebentar, sebentar, sebentar saya hitung 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,…, 5.000, betul. Nanti kalau enggak diangkat itu saya khawatir yang diberikan hanya yang di depan tadi, seremoni, enggak mau saya. Betul-betul sudah dipegang oleh Bapak-Ibu sekalian. Karena di Jakarta Selatan tahun ini target kita 40.000 sertifikat harus diserahkan kepada masyarakat. Harus, enggak ada tawar-menawar saya, 40.000.

Bapak-Ibu sekalian,
Kenapa sertifikat ini harus diberikan kepada Bapak-Ibu sekalian. Setiap saya ke daerah, ke provinsi, baik di Jawa maupun di luar Jawa, di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, NTB, NTT, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI semuanya sama, keluhan yang masuk ke saya adalah urusan sengketa lahan, urusan sengketa tanah. Setiap hari masuk ke kuping saya.

Jadi setiap ke kampung, ke desa, ke daerah yang saya dengar adalah sengketa lahan. Antara tetangga dengan tetangga, antara masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan perusahaan, masyarakat dengan BUMN. Sengketa-sengketa itu tidak hanya di Jakarta, tapi di seluruh provinsi ada semuanya.

Oleh sebab itu, saya perintahkan kepada Menteri, sejak 2016 saya perintah, kemudian 2017 di mulai. 2017 telah diselesaikan, biasanya setahun itu hanya 500 ribu di seluruh tanah air, 500 ribu, tahun kemarin menjadi lima juta selesai sertifikat kita. Tahun ini target kita tujuh juta sertifikat, tahun depannya sembilan juta sertifikat.

Oleh sebab itu saya titip, setelah menerima sertifikat dimasukkan ke plastik. Sudah ada plastiknya semuanya? Kalau hujan seperti ini sertifikatnya tidak rusak. Kemudian difotokopi, satu ditaruh di lemari sini, yang satu ditaruh di lemari sini. Kalau aslinya hilang, masih pegang fotokopi. Ini penting sekali. Penting sekali.

Dan Bapak-Ibu sekalian, saya tahu sertifikat ini sangat berharga sekali bagi Bapak-Ibu sekalian. Coba berapa puluh tahun enggak pegang sertifikat? Berapa Bu? Katanya 54 tahun. Berapa tahun yang sudah pegang sertifikat? 20 tahun? 30 tahun? Oleh sebab itu, inilah program percepatan penyertifikatan agar status hak hukum atas tanah yang kita miliki betul-betul pasti. Kalau sudah pegang sertifikat, sudah status hukum jelas, benar.

Yang ketiga saya titip, ini biasanya kalau sudah jadi sertifikat biasanya mau disekolahkan, benar enggak? Biasanya mau disekolahkan, benar enggak? Enggak apa-apa, silakan disekolahkan, dipakai untuk agunan, dipakai untuk jaminan tidak apa-apa. Tapi saya titip, saya titip sebelum meminjam uang ke bank tolong dikalkulasi, tolong dihitung. Jangan sampai tidak bisa menyicil ke bank, tidak bisa mengangsur ke bank akhirnya sertifikat hilang. Jadi kalau mau pinjam ke bank, saya titip agar dikalkulasi, agar dihitung semuanya.

Yang kedua, saya juga titip, kalau sudah dapat pinjaman dari bank jangan sampai dipakai untuk membeli barang-barang kenikmatan, contoh mobil. Pinjam Rp300 juta yang Rp150 dipakai untuk beli mobil, boleh enggak? Silakan dicoba, paling gagahnya enam bulan, paling enam bulan. Setelah enam bulan kalau enggak bisa menyicil ke dealer, sertifikatnya hilang, mobilnya juga hilang. Hati-hati, saya titip hati-hati, kita semuanya hati-hati.

Yang terakhir saya titip kepada Bapak-Ibu semuanya, negara kita ini negara besar, negara besar. Kita sekarang sudah memiliki 263 juta penduduk Indonesia, 263 juta yang tersebar di 17.000 pulau, di 514 kabupaten dan kota, di 34 provinsi dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Saya perlu mengingatkan bahwa negara kita Indonesia ini adalah negara besar tetapi juga dengan perbedaan-perbedaan yang besar sekali. Berbeda suku, berbeda agama, berbeda adat, berbeda tradisi, beda-beda semuanya.

Bapak-Ibu bisa merasakan itu kalau Bapak-Ibu sudah pergi dari ujung paling barat di Aceh sampai ke ujung timur di Papua, ujung paling utara Miangas sampai ujung selatan di Rote. Bisa merasakan betul, betapa negara ini memang penuh dengan perbedaan, warna-warni, berbeda-beda semuanya. Suku, kita memiliki 714 suku, 714 suku. Singapura itu hanya empat, Afghanistan saya tanya Dr. Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan, tujuh. Indonesia 714. Ini yang harus kita sadari, ini harus kita pahami bahwa negara ini memang beragam, berbeda-beda, dan warna-warni.

Oleh sebab itu, saya titip kepada kita semuanya, marilah kita jaga ukhuwah kita, kita jaga ukhuwah islamiah kita, kita jaga ukhuwah wathaniyah kita. Jangan sampai persaudaraan kita terpecah, jangan sampai persatuan kita terbelah-belah. Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan. Ini aset terbesar kita. Jangan sampai karena pilihan, ini kalau di daerah lain, pilihan wali kota ada, pilihan bupati ada, pilihan gubernur, pilihan presiden kita menjadi terpecah-pecah. Jangan sampai, saya titip ini, karena itu setiap lima tahun pasti ada pilihan  itu. Setiap lima tahun pasti ada pilpres, setiap lima tahun pasti ada pilgub, setiap lima tahun kalau di daerah ada pilihan wali kota, ada pilihan bupati. Rugi besar kita kalau gara-gara pilihan presiden, pilihan gubernur, pilihan bupati, pilihan wali kota itu menjadi terpecah-pecah. Itu pesta demokrasi. Itu perayaan demokrasi. Silakan Bapak-Ibu ada pilihan gubernur pilih A, pilih B, silakan. Ada pilihan presiden pilih A, pilih B, silakan. Perbedaan politik enggak apa-apa. Tapi jangan sampai kita terpecah-pecah gara-gara pilihan-pilihan politik.

Terakhir, saya ingin berbicara karena saya lihat tadi banyak Pak Lurah di sini. Ada yang namanya Dana Desa, tahun depan kita akan memulai yang namanya Dana Kelurahan. Dana Desa itu hanya untuk kabupaten, kalau Dana Kelurahan itu untuk kota, karena di Indonesia itu ada kurang lebih hampir 100 kota yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, bukan hanya di desa saja yang perlu Dana Desa, tapi kelurahan juga diperlukan untuk memperbaiki selokan, untuk memperbaiki jalan di kampung-kampung. Sehingga tahun depan akan ada Dana Kelurahan.

Tapi kok ramai, saya juga heran. Ini dana ini untuk rakyat kok, untuk memperbaiki jalan di kampung, memperbaiki selokan yang ada di kampung-kampung, kok jadi ramai. Ini kan semuanya komitmen pemerintah untuk masyarakat, untuk rakyat, bukan untuk siapa-siapa. Jangan dihubung-hubungkan dengan politik, sedikit-dikit dihubungkan dengan politik, enggak rampung-rampung kita ini.

Mohon maaf, kita ini segala hal selalu dihubungkan dengan politik. Padahal kehidupan ini tidak hanya politik saja, ada sosial, ada ekonomi, ada budaya, semuanya ada. Kenapa setiap hal tadi dihubungkan dengan politik? Itulah kepandaian para politikus mempengaruhi masyarakat. Hati-hati, saya titip ini hati-hati, hati-hati, hati-hati. Banyak politikus yang baik-baik tapi juga banyak sekali politikus yang sontoloyo. Saya ngomong apa adanya saja.

Sehingga marilah kita saring, kita filter mana yang  benar, mana yang enggak benar, mana yang betul, mana yang enggak betul. Masyarakat sekarang saya lihat sudah semakin pintar, semakin matang dalam berpolitik, sehingga jangan sampai kita ini dibawa, dipengaruhi oleh politikus-politikus yang hanya untuk kepentingan sesaat mengorbankan persatuan, persaudaraan, dan kerukunan kita.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak-Ibu sekalian. Saya titip sertifikat ini gunakanlah betul-betul untuk kesejahteraan keluarga kita.

Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Hak atas Tanah, 23 Oktober, di Lapangan Bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta . Silahkan membaca berita lainnya.

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah, 17 Oktober 2018, di Lapangan C-04 Kawasan Berikat Nusantara, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara

Posted: 04 Nov 2018 06:23 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah, 17 Oktober 2018, di Lapangan C-04 Kawasan Berikat Nusantara, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Pak Menteri ATR/Kepala BPN, Pak Kepala Staf Kepresidenan, Bapak Gubernur DKI Jakarta, Bapak Wali Kota Jakarta Utara,
Bapak-Ibu sekalian seluruh penerima sertifikat yang sore hari ini hadir.

Apa kabar?
Alhamdulillah.

Saya sudah ke Marunda ini enggak tahu berapa ratus kali, enggak bisa ngitung, waktu ngecek Rusunawa yang ada di sini.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Setiap saya pergi ke daerah, ke kampung, ke desa, ke provinsi, baik di Jawa, di luar Jawa, di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua, NTT, NTB, Maluku, keluhannya terus-menerus masuk di kuping saya adalah sengketa lahan, sengketa tanah di mana-mana, tidak hanya di Jakarta. Benar ndak?

Setelah saya tanya ke Pak Menteri ATR/Kepala BPN, itu tiga tahun yang lalu, di seluruh Indonesia ini harusnya ada berapa bidang sertifikat yang harus diberikan kepada masyarakat? 126 juta sertifikat harusnya, tetapi yang dipegang oleh masyarakat baru 46 juta. Artinya masih kurang 80 juta sertifikat.

Saya cek lagi, berapa tahun sih sertifikat diberikan kepada masyarakat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote? Setahun kira-kira 500.000 sampai 600.000. Artinya, Bapak-Ibu sekalian harus menunggu 160 tahun lagi untuk pegang sertifikat. Ini yang saya tidak mau karena memang mengurus sertifikat itu memang ruwet.

Tapi sekarang BPN dengan kerja keras, Kanwil BPN, kantor BPN kerja keras nyatanya juga bisa melayani masyarakat dengan cepat. Saya sudah berikan target kepada Pak Menteri BPN, tahun lalu, biasanya 500.000 kan, saya beri target lima juta sertifikat di seluruh Indonesia. Nyatanya juga bisa. Tahun ini target saya tujuh juta sertifikat. Bisa,  saya yakin insyaallah bisa, enggak ada masalah. Tahun depan lagi, sembilan juta sertifikat harus keluar dari kantor-kantor BPN yang ada di kabupaten, di kota, di provinsi, semuanya harus keluar. Caranya bagaimana? Terserah Pak Menteri ATR/Kepala BPN, terserah Kanwil, terserah kantor BPN, yang paling penting rakyat segera pegang yang namanya sertifikat.

Nah, sekarang yang di Jakarta Utara, ini dari Penjaringan, Tanjung Priok, Cilincing, Koja, Pademangan, dan lain-lainnya, sudah pegang sertifikat semuanya? Angkat tinggi-tinggi. Sebentar-sebentar, jangan diturunkan dulu mau saya hitung. Berarti sudah pegang semuanya, diangkat tinggi-tinggi, diangkat, ada yang belum diangkat itu diangkat. Saya hitung 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, …10.000. Betul. Kalau enggak dihitung nanti yang diberikan yang maju saja nanti. Ternyata sudah pegang semuanya.

Ini yang kita harapkan, rakyat pegang sertifikat sehingga tanda bukti hak hukum atas tanah yang kita miliki menjadi jelas. Hati-hati, tidak hanya di Jakarta, di seluruh Indonesia ini yang namanya sengketa di mana-mana. Sedih saya. Antara tetangga dengan tetangga, antara masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan BUMN, masyarakat dengan perusahaan, banyak sekali.

Dan kalau sudah masalah tanah, cara apapun pasti dilakukan. Benar ndak? Berantem dilakukan, ya ndak? Karena merasa ini tanah saya. Tapi kalau enggak pegang sertifikat bagaimana? Kalau masuk pengadilan ya kalah. Tapi kalau sudah memegang yang namanya tanda bukti hak hukum atas tanah yang kita miliki seperti ini enak banget. Orang datang mengklaim, "ini tanah saya," "bukan, tanah saya, lihat sertifikatnya ada." Namanya di sini ada, nama pemilik, nama pemegang haknya ada di sini, nama pemegang hak, kampung dan desa ada di sini, luas tanah ada di sini, ada semuanya. Mau dibawa dengan cara apapun, kalau sudah pegang ini enak banget. Pasti yang mau mengklaim tanah kita sudah pergi lagi, enggak berani kita tunjukkan ini. Benar ndak?

Yang kedua, saya titip, kalau sudah pegang sertifikat tolong diberi plastik seperti ini, masukkan. Kemudian jangan lupa juga difotokopi. Jadi nanti kalau sertifikat aslinya hilang masih punya fotokopi, mengurus ke kantor BPN mudah. Ini saya titip.

Yang ketiga, ini yang ketiga, ini biasanya kalau sudah pegang sertifikat biasanya ini ingin disekolahkan. Iya ndak? Ngaku saja, saya tahu saja. Ingin disekolahkan, enggak apa-apa. Mau dipakai untuk agunan silakan, mau dipakai untuk jaminan ke bank silakan. Ini sudah hak Bapak-Ibu semuanya. Tapi hati-hati, saya titip hati-hati kalau mau pinjam uang ke bank, tolong dihitung, tolong dikalkulasi, bisa mengangsur enggak setiap bulan, bisa mencicilnya enggak setiap bulan? Benar ndak? Hati-hati. Sudah pegang sertifikat kalau salah hitung ini bisa hilang. Saya hanya ingin mengingatkan kepada kita semuanya, bahwa ini adalah penting untuk keluarga kita. Jadi silakan kalau mau dipakai untuk jaminan atau agunan ke bank, tapi dihitung, dikalkulasi.

Misalnya, ini misalnya, ada tanah dimasukkan bank dapat Rp300 juta,  tanahnya agak gede dapat Rp300 juta, yang Rp150 juta dipakai beli mobil. Nah ini, ini mulai kayak begini, hati-hati dengan ini, saya titip. Ini Rp150 juta untuk beli mobil ya memang gagah, muter kampung gagah. Iya ndak? Muter-muter kampung, gagah benar. Hati-hati, ini hanya enam bulan, setelah enam bulan enggak bisa mengangsur ke bank,  enggak bisa mengangsur ke dealer, mobilnya ditarik lagi ke dealer, sertifikatnya hilang. Mau ndak? Ini yang perlu saya ingatkan. Hati-hati.

Jadi kalau dapat, pinjam ke bank dapat Rp300 juta gunakan seluruhnya untuk modal usaha, gunakan seluruhnya untuk modal investasi, gunakan seluruhnya untuk modal kerja. Kalau untung lima juta tabung, untung sepuluh juta tabung, untung lima belas juta tabung, untung tujuh juta tabung. Kalau sudah cukup, mau beli mobil silakan. Benar ndak? Jangan dari pinjaman pokok dipakai beli mobil. Mobilnya hilang, sertifikatnya hilang. Stres. Iya kan? Sertifikat hilang, tanah hilang, mobil hilang. Stres. Hati-hati, saya titip ini hati-hati karena banyak kejadian seperti itu. Waktu dapat uang dari bank senang banget, beli mobil senang banget. Enam bulan. Sudahlah, percaya saya, enam bulan. Jadi kembali lagi saya titip, gunakan sertifikat ini betul-betul untuk menyejahterakan keluarga kita.

Tadi Pak Menteri ATR/Kepala BPN sudah menyampaikan di Jakarta ini tinggal sedikit. Tahun depan Pak Menteri?  Rampung semuanya? Insyaallah tahun depan kita rampungkan semuanya, dibantu oleh Pak Gubernur. Nyatanya kalau kita mau kerja itu ya rampung kok. Betul ndak?

Sekarang yang terakhir, saya titip, Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian, negara kita ini negara besar. Apalagi kita tinggal di Ibu kota pasti tahu, negara ini adalah negara besar. Penduduk kita sekarang sudah 263 juta, 263 juta yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Tersebar di 17.000 pulau, di 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi, tersebar. Kita juga harus paham dan harus tahu bahwa negara ini dianugerahi oleh Allah SWT perbedaan-perbedaan, warna-warni, beragam. Beda suku, beda agama, beda adat, beda tradisi. Di Jakarta juga banyak, macam-macam suku. Benar ndak? Inilah anugerah yang diberikan Allah kepada kita, bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, saya titip, marilah kita jaga bersama-sama, kita pelihara, kita rawat persatuan kita, kita rawat persaudaraan kita, kita rawat kerukunan kita. Saya titip ini. Sekali lagi, negara ini negara besar. Jangan sampai, saya titip, jangan sampai karena pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, atau pilihan presiden kita menjadi kelihatan terpecah-pecah, terbelah-belah. Enggak boleh. Setuju ndak? Karena setiap lima tahun itu pasti ada pilihan. Ada terus. Masa kita mau terpecah-pecah. Ya ndak? Ini pintarnya orang-orang politik saja mempengaruhi, mempengaruhi, mempengaruhi. Iya ndak? Masyarakat sekarang harus pintar, masyarakat sekarang harus cerdas. Iya? Kalau ada pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden, kalau di Jakarta pilihan wali kota enggak ada, kembali lagi, pilihan bupati, pilihan gubernur, pilihan presiden, ya kita lihat. Mestinya kontestasi politik itu dilihat, adu program, iya kan? Adu ide, iya kan? Adu gagasan, benar ndak? Adu prestasi, adu rekam jejak. Iya ndak? Jangan sampai, saya titip sekali lagi jangan sampai karena pilihan presiden, pilihan gubernur, pilihan bupati, pilihan wali kota di seluruh daerah di nusantara ini kita menjadi kelihatan terpecah-pecah. Jangan sampai.

Saya selalu titip, marilah kita jaga ukhuwah islamiah kita, kita jaga ukhuwah wathaniyah kita. Karena kita ini saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air. Jangan lupakan ini. Jangan sampai karena isu-isu. Coba isu-isu sejak saya di 2014 sampai sekarang masih ada, Presiden Jokowi itu PKI. Coba. Astagfirullah. Coba. Saya, sekali lagi, saya itu lahir tahun '61, PKI itu dibubarkan tahun '65-'66, umur saya baru 4 tahun. Masa ada PKI balita. Yang benarlah. Jadi kalau ada fitnah seperti itu, ada hoaks seperti ini, kita mikir logis enggak. Iya ndak? Ganti lagi, bukan Presiden Jokowi,  orang tuanya, kakek-neneknya. Lha sekarang ini kan gampang banget, orang tua saya di Solo, kakek-nenek saya almarhum juga di Boyolali. Gampang banget, tanya saja di masjid di dekat rumah orang tua saya, di dekat kakek nenek saya. Gampang banget mengeceknya. NU ada di Solo, Muhammadiyah ada di Solo, Al Irsyad ada di Solo, LDII ada di Solo, Persis ada di Solo, ormas-ormas semuanya ada di Solo. Tanya saja di mesjid di dekat rumah. Gampang banget kan. Jangan gampang kemakan seperti itu.

Ada gambar coba di medsos. Gambar saya di medsos, ini lihat. Ini, coba lihat. Yang pidato itu yang namanya DN Aidit itu Ketua PKI. Saya cek ini pidato tahun berapa, saya cek. Pidatonya tahun '55, 1955. Saya ada di dekatnya, coba ini. Lahir saja belum coba, sudah di dekat orang pidato. Kan kebangetan banget seperti ini. Ini masyarakat sekarang harus sadar. Ini kabar benar apa enggak benar. Ini kabar betul apa enggak betul. Gambar seperti yang aneh-aneh seperti ini banyak sekali. Kita gunakanlah pikiran kita untuk menyaring mana kabar yang benar, mana kabar yang enggak benar. Kalau begini diterus-teruskan, jadi apa bangsa kita ini? Iya ndak? Ini, cara-cara seperti ini bukan etika bangsa Indonesia, bukan tata krama bangsa Indonesia, bukan nilai-nilai yang kita anut di agama kita. Enggak ada cara-cara fitnah kejam seperti ini. Dan banyak yang percaya, yang saya heran banyak yang percaya. Yang hadir di sini ada yang percaya ndak? Silakan maju. Kalau ada yang percaya, silakan maju saya beri hadiah sepeda. Kebangetan  banget. Tapi ya inilah, inilah keterbukaan media, media sosial yang kita semuanya harus tahu. Jangan sampai gampang kemakan, saya titip itu saja.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya sangat berbahagia sekali sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta bisa bertemu lagi dengan Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya.

Terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah, 17 Oktober 2018, di Lapangan C-04 Kawasan Berikat Nusantara, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara . Silahkan membaca berita lainnya.

Presiden Jokowi Minta Ada Kerja Sama dengan Industri Agar Hasil Produksi Desa Terserap

Posted: 04 Nov 2018 05:48 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Presiden Jokowi Minta Ada Kerja Sama dengan Industri Agar Hasil Produksi Desa Terserap. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Presiden saat bertemu para Pendamping Desa di Lapangan Froggy, Kawasan Foresta Business, Tangerang, Banten, Minggu (4/11). (Foto: Humas/Jay)

Presiden saat bertemu para Pendamping Desa di Lapangan Froggy, Kawasan Foresta Business, Tangerang, Banten, Minggu (4/11). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Dana Desa ini negara-negara lain sudah mulai melihat dan ingin meniru.

"Bank Dunia sudah ngomong, beberapa negara ingin meniru yang namanya dana desa. Banyak sekali yang ingin melihat caranya seperti apa, transfernya seperti apa, penggunaannya seperti apa," ujar Presiden saat bertemu para Pendamping Desa di Lapangan Froggy, Kawasan Foresta Business, Tangerang, Banten, Minggu (4/11).

Dana Desa ini ke depan, menurut Presiden, tidak hanya untuk infrastruktur saja, tetapi mulai digeser sedikit ke pemberdayaan ekonomi rakyat desa dan inovasi-inovasi desa."Geser, tetap infrastruktur tetap bisa, tapi digeser, jreg, masuk ke pemberdayaan ekonomi dan inovasi-inovasi desa," ujar Presiden.

Hal lain yang dapat dilakukan, menurut Presiden, pemberdayaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) agar anak-anak memiliki gizi yang baik, sehat, dan juga cerdas.

"Jangan kalah yang namanya masyarakat di desa dengan masyarakat kota. Karena sesungguhnya masyarakat desa itu banyak yang lebih pintar," ujar Presiden sambil bercerita tentang 'Ngeluku' atau membajak dalam bahasa Jawa.

Untuk pemberdayaan ekonomi, Presiden menitipkan untuk diadakan kerja sama dengan pabrik, industri, dan perusahaan-perusahaan sehingga produksi di desa semuanya bisa terserap.

"Tanam jagung silakan, tapi ada yang beli enggak? Misalnya tanam pepaya, ada yang menerima enggak kalau pas panen. Karena pernah dulu di desa saya, tanam pepaya bareng-bareng satu kabupaten, begitu pas panen bareng-bareng kok enggak ada yang beli," cerita Presiden yang akhirnya banyak yang enggan untuk tanam pepaya lagi.

Lebih lanjut, Presiden juga mengingatkan untuk berhati-hati saat menentukan pasar, yang mengambil siapa, yang beli siapa dulu, harganya berapa, untung atau tidak. Ia menambahkan agar semuanya dihitung.

"Ini tugasnya pendamping desa untuk mengoneksikan. Bisik-bisik nanti ke Pak Menteri, ke Pak Eko. Pak ini desa saya carikan yang bisa beli apa, baru tanam. Jangan tanam dulu baru cari pembeli, busuk kaya pepaya tadi bingung kita nanti," tambah Presiden.

Di akhir sambutan, Presiden menyampaikan untuk mengenalkan wisata-wisata desa yang bisa diangkat. "Banyak sekali yang sudah sukses, misalnya Umbul Ponggok, itu income per tahun berapa miliar itu Pak? 14 miliar bisa ada income dari wisata yang ada di desa itu coba," tambah Presiden.
Hal-hal seperti ini, lanjut Presiden, inovasi-inovasi di Banten memiliki potensi-potensi untuk bisa dikembangkan. "Saya juga melihat Kadesnya yang juga pintar-pintar, pintar-pintar, kelihatan wajahnya. Pendampingnya juga pintar-pintar, kelihatan, itu kelihatan. Yang dinamis dan yang tidak dinamis itu kelihatan, kalau diam saja, itu diam atau ndak tahu ini. Tapi kalau teriakannya kencang itu dinamis artinya," ujar Presiden. (JAY/EN)

Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Presiden Jokowi Minta Ada Kerja Sama dengan Industri Agar Hasil Produksi Desa Terserap . Silahkan membaca berita lainnya.

Sekdakot Banjarmasin Cek Kesiapan Tes CPNS 2018

Posted: 04 Nov 2018 05:27 PM PST

BANJARMASIN, BBCOM - Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin H Hamli Kursani melakukan pengecekan kesiapan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kota Banjarmasin 2018 bertempat di tiga SMA sederajat, yaitu SMAN 1 Banjarmasin, SMAN 2 Banjarmasin dan SMKN 1 Banjarmasin, Minggu (4/11/2018).

Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar CPNS tersebut dilaksanakan selama lima hari, dimulai dari 5-9 November 2018. Menurutnya, persiapan yang dilakukan BKD Diklat Banjarmasin atas Seleksi Kompetensi Dasar CPNS di Kota Banjarmasin sudah cukup matang. "Kami meninjau langsung ke tempat yang akan digunakan untuk tes, mudahan semuanya berjalan lancar," pungkasnya.

Pada kegiatan tersebut ia juga menjelaskan tentang pembagian peserta Seleksi Kompetensi Dasar CPNS di Kota Banjarmasin ini. "Total CPNS yang terdaftar itu 5224 dibagi menjadi 5 hari, untuk hari pertama ada 3 sesi dimana setiap sesinya terdapat 100 peserta di SMAN 1 dan 2 dan 120 peserta di SMKN 1, untuk hari kedua sampai dengan hari keempat ada 4 sesi, dan hari kelima ada satu 1 sesi," jelasnya.

Selain itu, untuk masalah  teknis lainnya seperti listrik Hamli mengaku sudah koordinasi dengan pihak PLN, untuk tidak mematikan aliran listrik di sekitaran tempat pelaksanaan seleksi tersebut. Sementara itu, Hamli juga didampingi Sekretaris BKD Diklat Kota Banjarmasin, Kabid Satpol PP, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Perwakilan BKN Pusat, dan pihak sekolah. (arum/sip)


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Sekdakot Banjarmasin Cek Kesiapan Tes CPNS 2018 . Silahkan membaca berita lainnya.

PEMBUATAN LAPANGAN BOLA DESA WOREJANA WEDA TENGAH MASUK TAHAP FINISHING

Posted: 04 Nov 2018 03:38 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul PEMBUATAN LAPANGAN BOLA DESA WOREJANA WEDA TENGAH MASUK TAHAP FINISHING. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.


Weda (04/11), Pembuatan lapangan sepak bola di Desa Worejana Kec. Weda Tengah Kabupaten Halmahera Tengah dalam rangka sasaran fisik kegiatan TMMD ke-103 masuk tahap finishing.

Pada hari ke-20 pelaksanaan dan pengerjaan lapangan bola yang menjadi aspirasi masyarakat sehingga dimasukan dalam kegiatan sasaran Fisik TMMD Ke-103 Kodim 1505/Tidore secara keseluruhan telah mencapai prosentase 90 %, saat ini tengah dipasangkan tiang gawang serta pembuatan garis lapangan serta finishing di perataan tanah yang akan digunakan. Lapangan bola yang memiliki panjang 100 meter dengan lebar 70 meter tersebut dapat segera dipergunakan oleh masyarakat setempat untuk menyalurkan hobi berolahraga sepak bola.

Sejauh ini respon dari masyarakat sangat positif dimana keterlibatan masyarakat khususnya para pemuda sangatlah tinggi, seperti halnya Yusuf pemuda setempat kepada awak media menyampaikan dirinya bersama teman-temannya sudah tidak sabar untuk menggunakan fasilitas lapangan bola ini, dimana sebelumnya kita harus pergi ke Desa Kluting Jaya untuk bermain bola dan berebut dengan tim lain, sekarang kita punya lapangan sendiri. pungkasnya. (Penrem 152)


Terima kasih karena telah membaca informasi tentang PEMBUATAN LAPANGAN BOLA DESA WOREJANA WEDA TENGAH MASUK TAHAP FINISHING . Silahkan membaca berita lainnya.

BERANTAS MIRAS, BABINSA JAILOLO SITA MIRAS YANG AKAN DISELUNDUPKAN KE TERNATE

Posted: 04 Nov 2018 03:28 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul BERANTAS MIRAS, BABINSA JAILOLO SITA MIRAS YANG AKAN DISELUNDUPKAN KE TERNATE. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.





Jailolo (04/11), Babinsa Ramil 1501-03/Jailolo Koptu Soamole dan Koptu M Heo berhasil mengamankan ratusan kantong minuman keras illegal jenis cap tikus di Pelabuhan Penyebrangan Jailolo Halmahera Barat.



Penangkapan tersebut berawal dari kecurigaan buruh Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) terhadap 3 buah dus yang digeletakan oleh pemiliknya semenjak pagi di bagian belakang dermaga penyebrangan secara berjauhan, kemudian melaporkannya kepada Koptu A Soamole, menindaklanjuti hal tersebut kemudian memanggil rekannya sesama Babinsa yang sedang monitoring di Pelabuhan Bongkar Muat  dan Petugas KPLP.



Kemudian petugas secara bersama-sama mendatangi lokasi tersebut. setelah diperiksa dan dibongkar didapati bungkusan miras jenis cap tikus sejumlah 140 kantong plastik yang ditaburi oleh bubuk kopi untuk menghilangkan aroma khas cap tikus guna mengelabui petugas. miras tersebut kemudian dimusnahkan ditempat dengan cara dituangkan ke laut serta plastik beserta dosnya dibakar.



Danramil Jailolo Kapten Inf Hidayah saat dikonfirmasi awak media ini menyampaikan bahwa dirinya telah memerintahkan jajarannya khususnya Babinsa untuk melakukan monitoring di Pelabuhan salah satunya untuk memutus rantai jalur distribusi miras khususnya jenis cap tikus karena Jailolo ini merupakan salah satu pintu penyebrangan menuju Kota Ternate. modus-modus operandi para pelaku biasanya membiarkan begitu saja mirasnya di tempat tersembunyi dengan ditaburi bubuk kopi serta dikemas rapi guna mengelabui petugas serta mengirimnya saat pengawasan sedang longgar biasanya jam makan siang maupun menjelang magrib, namun kita telah berkomitmen antar seluruh komponen baik KPLP, Kepolisian dan TKBM untuk bersama-sama melakukan pencegahan upaya penyelundupan miras melalui Pelabuhan Jailolo. (Penrem 152)

Terima kasih karena telah membaca informasi tentang BERANTAS MIRAS, BABINSA JAILOLO SITA MIRAS YANG AKAN DISELUNDUPKAN KE TERNATE . Silahkan membaca berita lainnya.

Presiden Jokowi: Dampingi Dana Desa Agar Pemanfaatannya Tepat Sasaran bagi Rakyat

Posted: 04 Nov 2018 02:23 PM PST

Ini adalah berita terbaru dan menarik dengan judul Presiden Jokowi: Dampingi Dana Desa Agar Pemanfaatannya Tepat Sasaran bagi Rakyat. Silahkan baca dan menyimak artikelnya.
Presiden saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa 2019 dan Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Banten, di Lapangan Froggy, Kawasan Foresta Business, Tangerang, Banten, Minggu (4/11). (Foto: Humas/Jay)

Presiden saat memberikan arahan kepada Pendamping Desa, di Lapangan Froggy, Kawasan Foresta Business, Tangerang, Banten, Minggu (4/11). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh elemen masyarakat utamanya para pendamping desa untuk terus mendampingi alokasi Dana Desa sehingga penggunaannya tepat sasaran dan memberikan manfaat bagi rakyat yang ada di desa.

Hal tersebut diungkapkan Presiden saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa 2019 dan Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Banten, di Lapangan Froggy, Kawasan Foresta Business, Tangerang, Banten, Minggu (4/11).

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan bahwa dana desa telah dijalankan selama empat tahun dengan total alokasi sebesar Rp187 triliun.
"Tahun pertama digelontorkan 20 triliun, tahun kedua 40 triliun, tahun ketiga 60 triliun, tahun keempat 60 triliun. Sampai saat ini baik total sudah 187 triliun,
ditambah lagi tahun depan 70 triliun, naik 10 triliun," ujar Presiden Jokowi.
Peningkatan peruntukan dana desa tersebut, menurut Presiden, membuktikan bahwa pemerintah sekarang ini memberikan perhatian yang sangat besar terhadap desa.

"Tadi sudah dilaporkan oleh Pak Menteri Desa bahwa yang pertama, kemiskinan di desa menurun dua kali lipat dibanding kota 1,2 juta orang yang bisa dientaskan dari kemiskinan," tambah Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI).

Poin kedua, lanjut Presiden, yakni stunting atau kekerdilan yang bisa terjadi karena terkena gizi buruk dapat diturunkan dari 37% menjadi hanya 30%.

Pemanfaatan dana desa sekarang ini, menurut Kepala Negara, jika dilihat angkanya, pembangunan yang telah dilaksanakan sangat banyak seperti jalan desa, embung, BUMDes, sanitasi/jamban, Posyandu, jembatan-jembatan kecil di di seluruh tanah air.

"Jalan desa misalnya, jalan desa 95.000 kilo meter. Mungkin di desa Bapak/Ibu sekalian banyak mungkin 300 meter, mungkin 500, tapi untuk seluruh tanah air sebanyak 74.000 desa, total jalan desa yang telah dibangun adalah 90.000 kilometer," ujar Kepala Negara.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga menyampaikan bahwa dengan alokasi dana desa hingga saat ini ada 914 jembatan yang dibangun dan akses air bersih pada 22.000 Kepala Keluarga (KK) dapat dilakukan.
"Kenapa saya mengatakan ini? Saya hampir setiap pergi ke daerah saya cek betul, saya lihat betul progresnya, perkembangannya seperti apa," jelas Presiden Jokowi.
Selain itu, menurut Presiden, juga ada tambahan perahu-perahu kecil sejumlah 2.200 bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil.
"PAUD 14.000 unit yang telah dibangun dari dana desa coba, jumlahnya gede sekali. Polindes 4.100, pasar desa, pasar-pasar desa yang kecil-kecil 3.100. Ini jumlah yang sangat besar sekali," ujar Presiden menyampaikan pencapaian pemanfaatan dana desa. (JAY/EN)

Terima kasih karena telah membaca informasi tentang Presiden Jokowi: Dampingi Dana Desa Agar Pemanfaatannya Tepat Sasaran bagi Rakyat . Silahkan membaca berita lainnya.